Kementerian Pariwisata mendukung percepatan pengembangan pariwisata halal di Provinsi Riau melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Gubernur Riau Syamsuar dan Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Andyani di Jakarta, Selasa.

"Alhamdulillah, insyaallah setelah adanya wisata halal di Riau pelancong muslim bahkan nonmuslim tidak ada lagi masalah dengan pelayanan yang kita berikan," kata Gubernur Riau Syamsuar dalam pernyataan pers yang diterima ANTARA di Pekanbaru, Selasa.

Selain Riau, 11 kota di Indonesia ikut menandatangani destinasi prioritas pariwisata halal dengan disaksikan Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Syamsuar berharap, penandatanganan nota kesepahaman itu semakin menambah angka kunjungan wisatawan mancanegara ke Riau. Hal itu, tentunya berimbas pada peningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Ia menjelaskan wisata halal adalah bentuk pelayanan Riau sebagai pihak yang menawarkan jasa wisata atau pelayanan ramah muslim yang datang berkunjung.

Wisata halal itu mengacu pada Global Muslim Travel Indeks yang berstandar dunia dan peraturan gubernur (pergub) tentang pariwisata halal sudah diterbitkan pada April ini.

"Saya pernah ke Malaysia dan bertanya wisatawan dari mana paling banyak yang datang, ternyata dari Timur Tengah. Tentunya dengan adanya pelayanan wisata halal Riau, kita bisa menarik wisatawan dari Timur Tengah itu untuk berkunjung ke Riau atau paling tidak kita mendapat imbas dari kunjungan wisatawan Timur Tengah di Malaysia itu," katanya.

Syamsuar optimistis adanya pelayanan wisata halal itu jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Riau bertambah, apalagi nantinya jika rute kapal Roro Dumai tujuan Melaka, Malaysia, sudah dibuka pada akhir 2019.

Sesuai data Dinas Pariwisata Riau, kunjungan wisatawan mancanegara pada 2018 ke Riau melonjak naik 30 persen, yakni  146.935 orang. Angka tersebut melebihi dari capaian dua tahun sebelumnya. Pada 2016 tercatat 66.130 orang dan pada 2017 mencapai 91.484 wisman.


                 Ranking Tiga
Pada acara yang sama, Kemenpar juga menyatakan Provinsi Riau mendapat rangking ketiga destinasi wisata halal di Indonesia versi Muslim Travel Indeks (MTI). Rangking pertama diraih Nusa Tenggara Barat (NTB) dan rangking berikutnya Aceh.

Atas prestasi tersebut, Menteri Pariwisata Arief Yahya, menyerahkan piala serta piagam kepada masing-masing kepala daerah, sedangkan untuk Riau diterima Gubernur Riau Syamsuar.

Ketua tim percepatan perkembangan pariwisata halal, Anang Sutono, dalam sambutannya mengatakan penilaian rangking tersebut adalah rangkaian dari kegiatan Wonderful Indonesia Halal Tourism Meeting an Conference Kementerian Pariwisata RI.

"Adanya penilaian destinasi wisata halal ini untuk memberi semangat perkembangan pengembangan pariwisata halal di Indonesia," kata dia.

Anang juga mengatakan bahwa semangat Provinsi Riau dalam pengembangan wisata halal sebagia hal yang luar biasa. Pada 2018, Riau berada pada peringkat tujuh, sedangkan sekarang berada pada rangking ketiga.

"Semangat Riau juga terlihat pada pemimpinnya yang lengkap datang pada kegiatan ini. Selamat kepada Gubernur Riau, Pak Syamsuar," kata dia.

Menteri Pariwisata RI Arief Yahya mengucapkan selamat kepada 12 daerah yang telah menjadi yang terbaik dalam Wonderful Indonesia. Saat ini, pertumbuhan pariwisata di Indonesia tercepat di dunia.

"Indonesia salah satu negara yang wajib dikunjungi, tahun 2018 wisata halal kita masuk rangking dua dunia," katanya.

Sektor pariwisata, ucap Arief, diharapkan pada 2019 menjadi ini penyumbang devisa terbesar pertama di Indonesia. Apalagi pariwisata adalah industri paling mudah untuk percepatan dan menciptakan lapangan kerja.

"Di Bogor PAD terbesarnya berasal dari sektor pariwisata. Bahkan, di sejumlah daerah di Indonesia ini perekonomiannya meningkat karena pendapatan dari sektor pariwisata," kata Arief.
 

Pewarta: FB Anggoro

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019