Petani tanaman hias jenis bonsai di Cianjur, Jawa Barat, masih kesulitan untuk memenuhi permintaan ekspor yang mencapai belasan ribu tanaman setiap bulan karena minimnya lahan yang dimiliki, meskipun pencapaian dari penjualan dapat meningkatkanpendapatan asli daerah  (PAD) untuk pemerintah daerah namun minim perhatian.

"Ketersediaan lahan untuk produksi bonsai masih terbatas. Saat ini petani hanya mengandalkan lahan seadanya milik sendiri atau menyewa, sedangkan perhatian dari pemerintah daerah sangat minim," kata Pengurus Perkumpulan Petani Bonsai Indonesia (PPBI) Cianjur, Emus Sopian di Cianjur, Selasa.

Ia menjelaskan, bonsai dari Cianjur banyak diminati pasar luar negeri karena kualitas yang menjadi acuan nasional. Sehingga pesanan dari luar negeri banyak berdatangan seperti dari Asia dan Eropa, namun untuk memenuhi pesanan petani hanya mampu sekali pengiriman.

Permintaan untuk ekspor per bulan  mencapai tiga kali pengiriman, namun petani di Cianjur hanya mampu mengirim sekali dalam sebulan, dengan jumlah sekitar 6.000 tanaman bonsai.

"Setiap bulan kami baru mampu memenuhi pesanan satu kontainer per bulan atau 6.000 pohon bonsai. Ini karena masih minimnya lahan untuk pengembangan dan pengolahan yang masih mengandalkan lahan seadanya," kata Emus.

Sedangkan permintaan tiga kali pengiriman setiap bulan dengan jumlah belasan ribu pohon, tambah dia, dapat dipenuhi dengan catatan ada bantuan dari pemerintah terutama terkait lahan. Setiap pohon hias tersebut dijual dengan harga bervariasi mulai dari Rp500.000 sampai Rp5.000.000 per pohon.

"Banyaknya petani bonsai di Cianjur, sebenarnya dapat memenuhi kuota ekspor selama lahan untuk produksi bonsai memadai. Rencananya tahun ini, petani bonsai akan mendapatkan bantuan lahan seluas 2 hektar dari pemerintah daerah," katanya.

Namun dengan luas lahan tersebut, produksi hanya akan bertambah beberapa ribu pohon per bulan.

"Kami sudah sering sampaikan ke dinas terkait baru tahun ini terealisasi dari pengajuan 3 hektar. Kalau lahan memadai kami bisa memenuhi pesanan tersebut dengan jumlah anggota yang ratusan orang petani," katanya.

Lahan seluas 2 hektar tersebut, tambah dia, belum cukup untuk meningkatkan produksi hingga memenuhi permintaan ekspor tiga kali pengiriman setiap bulannya."Idealnya 5 hektar untuk memenuhi pasar ekspor," katanya.

Ia menjelaskan, selama ini perhatian pemerintah daerah dinilai masih minim, meskipun petani berharap Pemkab Cianjur, dapat membantu petani dalam mengembangkan bonsai, sehingga produksinya meningkat dan dapat memenuhi permintaan dari luar negeri.

"Rencananya pemerintah daerah akan memfasilitasi pembuatan buku budidaya bonsai Cianjur. Namun harapan besar kami, pemerintah dapat membantu ketersediaan lahan yang memadai," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019