Ketum PB Al-khairiyah H. Ali Mujahidin menyatakan memang atau kalah dalam pemilihan presiden harus diterima dengan lapang dada baik oleh para calon maupun simpatisan dan tim pemenangannya.
"Kalah menang dalam Pilpres itu semestinya disikapi dengan lapang dada dan jika dipandang terjadi kecurangan yang mengakibatkan ketidak puasan bisa ditempuh langkah-langkah yang konstitusional, bukan mengancam dengan gerakan kekuatan masa people power, " kata pria yang biasa dipanggil Mumu itu di Cilegong, Senin.
Dia juga menambahkan, jika yang kalah mengancam dengan kekuatan poeple power, kemudian yang menang juga berani beradu poepel power, dikhawatirkan akan terjadi perpecahan dalam bangsa ini.
Ia juga menyayangkan pernyataan Amin Rais terkait akan adanya gerapan people power jika pasangan yang didukungnya kalah. Pernyataan itu dinilai sebagai sikap psimis dan tak seharusnya disampaikan oleh seorang negarawan.
"Rencana itu kan diduga sama saja merupakan adu domba anak bangsa dan berpotensi memicu instabilitas keamanan dan pertahanan bangsa, " kata Mumu yang merupakan cucu dari Pahlawan Nasional Brigjend KH. Samun.
Aksi, demonstrasi, pengerahan masa menyampaikan pendapat di muka umum memang ada aturan undang-undangnya. Mumu mengingatkan untuk soal Pilpres juga ada tata cara yang diatur, itu pun jika dalam Pilpres atau Pemilu dipandang ada kecurangan.
Menurut pandangan Mumu, Amin Rais terkesan tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada bangsa ini, malah lebih terkesan mengedepankan arogansi people power. Padahal bukan Amien Rais saja yang bisa menggerakan people power, semua orang juga bisa saja melakukan itu.
"Saran kami Amien Rais jangan pesimis begitu dan jangan mencari bantalan atau kambing hitam jika nanti calon atau partai yang didukungnya kelak akan kalah, " kata Mumu.
Mumu mengingatkan, pesta demokrasi tinggal menghitung hari untuk memilih presiden dan anggota legislatif bukan hanya milik Amien Rais, melainkan milik seluruh rakyat Indonesia. Nikmatilah Pemilu 2019 ini dengan suka cita sebagai hajat besar bangsa Indonesia, bukan hajatnya Amien Rais saja.
"Ajari dan didiklah bangsa ini dengan kedamaian, kebersamaan, persatuan kesatuan dan persaudaraan, jangan sering di ancam-ancam karena hal itu tidak baik, " pesan Mumu.
Mumu menekankan, jika Amien Rais itu selama ini dikenal sebagai tokoh intelektual nasional, maka dengan pernyataan itu terkesan jadi preman dadakan.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Kalah menang dalam Pilpres itu semestinya disikapi dengan lapang dada dan jika dipandang terjadi kecurangan yang mengakibatkan ketidak puasan bisa ditempuh langkah-langkah yang konstitusional, bukan mengancam dengan gerakan kekuatan masa people power, " kata pria yang biasa dipanggil Mumu itu di Cilegong, Senin.
Dia juga menambahkan, jika yang kalah mengancam dengan kekuatan poeple power, kemudian yang menang juga berani beradu poepel power, dikhawatirkan akan terjadi perpecahan dalam bangsa ini.
Ia juga menyayangkan pernyataan Amin Rais terkait akan adanya gerapan people power jika pasangan yang didukungnya kalah. Pernyataan itu dinilai sebagai sikap psimis dan tak seharusnya disampaikan oleh seorang negarawan.
"Rencana itu kan diduga sama saja merupakan adu domba anak bangsa dan berpotensi memicu instabilitas keamanan dan pertahanan bangsa, " kata Mumu yang merupakan cucu dari Pahlawan Nasional Brigjend KH. Samun.
Aksi, demonstrasi, pengerahan masa menyampaikan pendapat di muka umum memang ada aturan undang-undangnya. Mumu mengingatkan untuk soal Pilpres juga ada tata cara yang diatur, itu pun jika dalam Pilpres atau Pemilu dipandang ada kecurangan.
Menurut pandangan Mumu, Amin Rais terkesan tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada bangsa ini, malah lebih terkesan mengedepankan arogansi people power. Padahal bukan Amien Rais saja yang bisa menggerakan people power, semua orang juga bisa saja melakukan itu.
"Saran kami Amien Rais jangan pesimis begitu dan jangan mencari bantalan atau kambing hitam jika nanti calon atau partai yang didukungnya kelak akan kalah, " kata Mumu.
Mumu mengingatkan, pesta demokrasi tinggal menghitung hari untuk memilih presiden dan anggota legislatif bukan hanya milik Amien Rais, melainkan milik seluruh rakyat Indonesia. Nikmatilah Pemilu 2019 ini dengan suka cita sebagai hajat besar bangsa Indonesia, bukan hajatnya Amien Rais saja.
"Ajari dan didiklah bangsa ini dengan kedamaian, kebersamaan, persatuan kesatuan dan persaudaraan, jangan sering di ancam-ancam karena hal itu tidak baik, " pesan Mumu.
Mumu menekankan, jika Amien Rais itu selama ini dikenal sebagai tokoh intelektual nasional, maka dengan pernyataan itu terkesan jadi preman dadakan.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019