Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Senayan, Jakarta akan menjadi cadangan pasokan listrik untuk Moda Raya Terbaru atau Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta.
Direktur PLN Regional Jawa Bagian Barat, Haryanto WS ketika meninjau PLTU Lontar Unit IV Banten, Jumat mengatakan dalam waktu dekat proyek tersebut bisa menambah pasokan operasional MRT Jakarta.
PLTD Senayan berkapasitas 100 Mega Watt (MW). PT PLN (Persero) menargetkan, proyek yang dibangun sejak 2017 itu bisa beroperasi secara komersial pada September 2019.
Menurut dia, progres PLTD Senayan saat ini sudah sebesar 80,98 persen, yang ditargetkan bisa beroperasi secara komersil pada September 2019.
"Progres PLTD Senayan sudah 80,98 persen, COD September 2019," jelasnya.
Tambahan pasokan tersebut tidak hanya memasok untuk MRT yang sudah beroperasi, namun juga menambah daya bagi jalur yang sedang dibangun.
Haryanto menjelaskan, sejauh ini PLN telah menyalurkan listrik 500 kilo volt (KV) untuk operasional MRT Jakarta. Dari jumlah itu salah satunya termasuk gardu listrik bawah tanah bertegangan 150 KV di Taman Sambas, Jakarta Selatan.
Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) PT MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan bahwa pembangunan MRT fase dua sudah lelang paket kontrak (contract package-CP) 200 untuk pembangunan gardu bawah tanah di Monumen Nasional (Monas).
"Kita dalam proses pelelangan untuk CP 201 dari Bunderan HI sampai Harmoni kemudian kita baru melakukan pelelangan paket - paket selanjutnya, tahun ini," kata William Sabandar.
Dijelaskan, sekarang sedang proses pembebasan lahan utilitas dan diharapkan bila dilakukan pada tepat waktu, maka MRT
Jakarta fase kedua rute Bunderan HI - Kota diharapkan selesai pada 2024.
"Anggarannya Rp22,5 triliun, kita dapat pinjaman dari pemerintah Jepang. Sekarang barangnya sudah tersedia, jadi tinggal dikerjakan," kata Wiliam.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
Direktur PLN Regional Jawa Bagian Barat, Haryanto WS ketika meninjau PLTU Lontar Unit IV Banten, Jumat mengatakan dalam waktu dekat proyek tersebut bisa menambah pasokan operasional MRT Jakarta.
PLTD Senayan berkapasitas 100 Mega Watt (MW). PT PLN (Persero) menargetkan, proyek yang dibangun sejak 2017 itu bisa beroperasi secara komersial pada September 2019.
Menurut dia, progres PLTD Senayan saat ini sudah sebesar 80,98 persen, yang ditargetkan bisa beroperasi secara komersil pada September 2019.
"Progres PLTD Senayan sudah 80,98 persen, COD September 2019," jelasnya.
Tambahan pasokan tersebut tidak hanya memasok untuk MRT yang sudah beroperasi, namun juga menambah daya bagi jalur yang sedang dibangun.
Haryanto menjelaskan, sejauh ini PLN telah menyalurkan listrik 500 kilo volt (KV) untuk operasional MRT Jakarta. Dari jumlah itu salah satunya termasuk gardu listrik bawah tanah bertegangan 150 KV di Taman Sambas, Jakarta Selatan.
Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) PT MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan bahwa pembangunan MRT fase dua sudah lelang paket kontrak (contract package-CP) 200 untuk pembangunan gardu bawah tanah di Monumen Nasional (Monas).
"Kita dalam proses pelelangan untuk CP 201 dari Bunderan HI sampai Harmoni kemudian kita baru melakukan pelelangan paket - paket selanjutnya, tahun ini," kata William Sabandar.
Dijelaskan, sekarang sedang proses pembebasan lahan utilitas dan diharapkan bila dilakukan pada tepat waktu, maka MRT
Jakarta fase kedua rute Bunderan HI - Kota diharapkan selesai pada 2024.
"Anggarannya Rp22,5 triliun, kita dapat pinjaman dari pemerintah Jepang. Sekarang barangnya sudah tersedia, jadi tinggal dikerjakan," kata Wiliam.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019