Bank Tabungan Negara (BTN) membawa pulang dua penghargaan dalam Anugerah BUMN 2019 berkat kesuksesan dalam membina hubungan dan sinergi dengan para pemangku kepentingan atau stakeholder sektor perumahan.

"Pertama, kita membina hubungan dengan pemangku kepentingan itu pelayanan dan yang kedua kita membuka sinergi dengan mencari peluang-peluang bisnis serta kolaborasi antar stakeholder," ujar Direktur Strategy, Compliance dan Risk BTN R. Mahelan Prabantarikso kepada Antara, Jumat pagi.

Mahelan menjelaskan  para pemangku kepentingan   BTN bisa dari sisi permintaan (demand) dan penawaran (supply). Kalau dari sisi supply, perumahan itu bisa dari pemerintah, akademisi, komunitas atau masyarakat, dan juga dari pihak pengembang itu sendiri.

"Itu yang kita lakukan, jadi semua   pemangku kepentingan   kita dekati dan hal inilah yang membuat BTN tetap berkesinambungan atau "sustain" di dalamnya karena peluang bisnis itu banyak," tuturnya

Ketika bicara sektor perumahan berarti itu bicara multistakeholder yang tidak hanya menyangkut pihak pengembang tapi juga masyarakat, pemerintah baik pusat dan daerah serta Kementerian-Kementerian.

"Kemudian dari sisi bisnis kita melihat pihak pengembang dan akademisi, akademisi yang di dalamnya kita bina. Jadi itulah yang merupakan lebih baik stakeholder kita dikembangkan sehingga semua stakeholder itu membutuhkan rumah, mengingat rumah merupakan kebutuhan masyarakat. Jadi itu yang kita lakukan," ujarnya.

Dalam Anugerah BUMN 2019, BTN berhasil meraih dua penghargaan yakni penghargaan kategori Hubungan dengan Stakeholder Terbaik I Big Corporate dan penghargaan CEO Big Corporate Terbaik kategori Stakebolder Relationship Terbaik untuk Direktur Utamanya Maryono.

Penghargaan CEO terbaik yang diraih tahun ini melengkapi penghargaan CEO terbaik sebelumnya yang berhasil diraih BTN dalam Ajang Anugerah BUMN 2018.

"Pertama kita berkelanjutan, artinya kita bina itu tidak hanya cuma satu atau dua tahun tetapi kita lakukan kolaborasi. Inilah yang mengakibatkan berkesinambungan atau sustainability," kata Mahelan

Bagi BTN, masalah perumahan merupakan masalah masyarakat bersama dan Backlog perumahan itu cukup besar sehingga BTN tidak bisa berfokus pada sisi demand yakni hanya menawarkan produknya namun juga harus memperhatikan sisi supply kebutuhan rumah, seperti keterbatasan lahan, minimnya pengembang, dan perizinan di masing-masing daerah yang tidak seragam.

"Ini yang kita lakukan dari sisi sustainability dari sisi kolaborasi, kolaborasi itu bukan kemitraan saja tapi lebih cenderung pada kesamaan visi, keinginan dan harapan," ujar Mahelan.

Dengan hal-hal seperti itu, menurut dia, ketika Backlog perumahan lambat laut termitigasi atau terkurangi maka semua stakeholder senang karena terlbat di dalamnya, termasuk masyarakatnya sendiri.

Pewarta: Aji Cakti

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019