Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak menerapkan pola petani Kabupaten Bangli,Provinsi Bali guna mengantisipasi inflansi.

"Penerapan pola petani Kabupaten Bangli itu hasil studi banding ke daerah sana," kata Kepala Distanbun Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Kamis. 

Keunggulan Pemkab Bangli masuk kategori terbaik tingkat nasional untuk pengendalian inflansi,sehingga patut dikembangkan di Kabupaten Lebak.

Mereka mampu mengendalikan inflansi itu, karena ketersedian pangan dipasok dari petani lokal, seperti pangan, sayur-sayuran,termasuk komoditas bawang.

Bahkan, produksi bawang di daerah sana  melimpah dan memenuhi kebutuhan pasar lokal.

Selain itu juga pengembangan usaha komoditas pertanian di Kabupaten Banglo dikelola  Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) setempat.

"Kami akan menerapkan pola pertanian itu untuk mengantisipasi inflansi," katanya menjelaskan.

Menurut Dede, sebetulnya Kabupaten Lebak tidak signifikan terjadinya inflansi khususnya komoditas pertanian.

Sebab, pemicu inflansi di Kabupaten Lebak hanya komoditas bawang saja, karena didatangkan dari luar daerah.

Oleh karena itu, pihaknya akan mengembangkan budidaya pertanian bawang untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal.

Selama ini, kata dia, pengembangan budidaya tanaman bawang di Lebak terbentur tingginya biaya pembenihan.

Apabila petani itu mengembangkan bawang dengan benih sebanyak 10 kali lipat maka hasil produksinya pun 10 kali lipat.

"Untuk itu, kami akan mencoba mengembangkan pertanian bawang dengan terlebih dahulu mempersiapkan pembenihan," kata Dede menjelaskan.

Ia mengatakan, pengembangan pertanian bawang di Kabupaten Lebak sangat cocok, karena sudah dikembangkan oleh beberapa kelompok tani.

Mereka kelompok tani itu seperti di Kecamatan Banjarsari,namun produksinya kecil-kecil akibat mahalnya benih itu.

"Kami minta petani bawang ke depan agar mampu memproduksi pembenihan," katanya.

 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019