Produksi panen padi selama Januari-Februari 2019 di Kabupaten Lebak, Banten, menembus 23.506 ton gabah kering pungut (GKP) dari lahan seluas 3.977 hektare.

"Kami mendorong petani terus melakukan gerakan percepatan tanam serentak guna meningkatkan produksi pangan," kata Kepala Dinas Pertanian dan

Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Dede Supriatna saat dihubungi di Lebak, Selasa.

Produktivitas panen padi hingga kini rata-rata 5,6 ton GKP/hektare dengan lahan seluas 3.977 hektare dan produksi 23.506 ton GKP.

Selama ini, produksi pangan relatif baik dan April mendatang dipastikan panen seluas  25.000 hektare dari angka tanam Januari 2019.

Para petani saat ini juga melaksanakan tanam serentak menyusul curah hujan di daerah ini cenderung meningkat.

"Kami yakin produksi pangan tahun ini dipastikan surplus karena ditunjang ketersedian pasokan air juga bantuan yang digulirkan pemerintah untuk mendukung program swasembada pangan," katanya menjelaskan.

Menurut dia, petani Kabupaten Lebak hingga kini mampu memasok kebutuhan pasar lokal juga nasional. 

Bahkan, Kabupaten Lebak tahun ke tahun sebagai daerah lumbung pangan di Provinsi Banten.

Karena itu, pihaknya tidak merasa heran produksi beras Lebak dipasok ke Pasar Induk Cipinang Jakarta, Tanah Tinggi Tangeran hingga Lampung.

"Kami yakin usaha petani pangan cukup prosfektif dan bisa mensejahterakannya dengan nilai perguliran mencapai Rp40 juta/hektare," katanya.

Ia mengapresiasi petani di sini jika musim panen juga menyimpan stok gabah di lumbung-lumbung pangan atau leiut. 

Penyimpanan stok gabah itu untuk bekal pangan keluarga selama setahun tidak membeli beras.

Kebanyakan produksi panen itu, kata dia, mereka dijual berupa beras ke pasaran.

Sentra penghasil produksi pangan di Kabupaten Lebak tersebar di Kecamatan Cibeber, Malingping, Sobang, Muncang, Wanasalam, Cipanas, Cihara, Panggarangan, Cirinten, Bojongmanik, Cileles, Bayah dan Sajira.

"Kami optimistis stok pangan tahun ini cukup bagus dan tidak ada serangan penyakit tanaman," katanya.

Ia mengatakan, stok pangan hingga kini relatif aman dan mencukupi hingga tahun depan karena produksi beras surplus.

Kebutuhan beras tahun 2019 untuk penduduk Kabupaten Lebak sebanyak 1,2 juta jiwa mencapai 163.350.422 kilogram.

"Jika dirata-ratakan kebutuhan beras per kapita sebanyak 134 kilogram dan stok pangan tahun 2018 sueplus hingga 17 bulan ke depan," katanya.

Sementara itu, H Baden, seorang pedagang di Pasar Rangkasbitung Lebak mengaku hingga kini stok beras lokal dari berbagai daerah di wilayah Kabupaten Lebak melimpah.

Mereka para pedagang beras masih didatangkan beras dari petani lokal.

"Saya kira persedian beras lokal tidak ada masalah hingga tahun mendatang," jelasnya.

 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019