Petani Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengembangkan perkebunan kopi karena memiliki lahan luas sehingga dapat mendongkrak  pertumbuhan ekonomi pedesaan.

"Kita mengembangkan tanaman kopi seluas 400 hektare," kata Kepala Desa Jagaraksa Kecamatan Muncang Kabupaten Lebak Jaro Wahid di Lebak, Senin.

Pengembangan perkebunan kopi tersebut merupakan bantuan benih dari  Pemerintah Provinsi Banten dan Kabupaten Lebak.

Potensi pengembangan perkebunan kopi cukup berpeluang menjadi sentra penghasil kopi,termasuk di antaranya di Desa Jagaraksa Kecamatan Muncang.

Saat ini, petani yang mengelola pengembangan perkebunan kopi dikelola oleh lima kelompok.  

Bahkan, petani sudah tanam benih kopi  bantuan Pemprov Banten sekitar 12.300 batang dan di antaranya juga sudah panen dan dijual biji kopi sebesar Rp75.000/Kg.

Para petani menjual kopi itu melalui jaringan internet secara "online" ke Bogor, Jawa Barat.

Benih tanaman kopi yang ditanam di atas 800 permukaan laut jenis kopi Arabika dan sebaliknya di bawah 800 permukaan laut kopi Robusta. 

Sedangkan, Kabupaten Lebak akan menyalurkan bantuan benih kopi seluas 50 hektare.

"Kami mendorong petani agar meningkatkan produksi dan produktivitas, karena permintaan pasar cukup tinggi," katanya.

Menurut dia, pengembangkan perkebunan kopi di sini juga diintegrasikan sebagai kawasan agro wisata, karena terdapat destinasi wisata hutan meranti, wisata air terjun dan budaya Kaolotan.

Selain itu juga pihaknya akan mengembangkan wisata piknik mengelilingi perkebunan kopi.

Mereka pengunjung ke lokasi agro wisata itu mencapai 1.000 orang dan mereka warga Banten, Bogor dan DKI Jakarta.

Bahkan, pengunjung wisatawan 2018 terdapat dari 28 negara.

"Kami yakin pengembangan tanaman kopi dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat setempat," katanya menjelaskan.

Sejumlah petani mengaku bahwa mereka menyambut positif program pengembangan perkebunan kopi Arabika dan Robusta untuk meningkatkan pendapatan ekonomi.

"Kami yakin pengembangan agro wisata perkebunan kopi akan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat," kata Rusdi (45) seorang petani warga Desa Jagakarsa Kecamatan Muncang.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan pengembangan perkebunan kopi di Desa Jagaraksa guna mendukung destinasi pariwisata sehingga nantinya  wisatawan mengunjungi kawasan perkebunan kopi.

Mereka para pengunjung,selain menikmati minuman kopi juga melihat keindahan panorama alam perkebunan kopi tersebut.

Selain itu juga pengunjung bisa membeli kopi untuk dijadikan oleh-oleh atau "buah tangan".

Saat ini, kata dia, wisatawan yang mengunjungi destinasi wisata hutan meranti Kaolotan Karang cukup banyak.

"Kami optimistis pengembangan perkebunan kopi secara langsung dapat meningkatkan pendapatan ekonomi  warga setempat," katanya menjelaskan.
     
Ia mengatakan, pengembangan perkebunan tersebut tentu menjadikan peluang usaha masyarakat di sekitar kawasan wisata hutan meranti Kaolotan Karang.

Selain itu juga pengembangan perkebunan kopi dapat meningkatkan produksi kopi Arabika.
   
Keunggulan tanaman kopi arabika (cofea arabica) sangat diminati masyarakat juga wisatawan dibandingkan kopi robusta.

"Kami yakin pengembangan perkebunan kopi diintegrasikan dengan kawasan wisata sangat menjanjikan pertumbuhan ekonomi masyarakat," ujarnya.
     



 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019