Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon, Provinsi Banten, terus mengoptimalkan penanganan gizi dan kesehatan masyarakat sebagai strategi utama dalam menekan angka prevalensi stunting.
Kepala Bidang Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKP-UKM) Dinkes Kota Cilegon, Febri Naldo di Cilegon, Kamis, menjelaskan bahwa intervensi spesifik melalui perbaikan asupan nutrisi menjadi prioritas pemerintah daerah.
"Kami melakukan sejumlah upaya kolaborasi, fokus utamanya pada perbaikan gizi melalui Program Makanan Tambahan (PMT) serta intervensi spesifik dengan memberikan imunisasi lengkap dan penanganan penyakit penyerta pada anak stunting," kata Febri.
Baca juga: Pemkot ingatkan kader tak lengah dampingi keluarga berisiko stunting
Selain intervensi medis dan pemberian makanan, Febri menekankan bahwa Dinkes Cilegon juga gencar melakukan pendekatan edukatif kepada para orang tua. Edukasi tersebut mencakup pemahaman tentang pola asuh yang baik serta pentingnya pemberian makanan dengan gizi seimbang untuk tumbuh kembang anak.
Optimalisasi penanganan gizi ini melibatkan sinergi lintas sektor, mulai dari organisasi perangkat daerah (OPD) terkait hingga menggandeng pihak industri di wilayah Cilegon untuk mendukung program pengentasan stunting.
Berdasarkan data Dinkes, upaya masif tersebut berhasil menurunkan kasus dari 860 orang pada Agustus 2024 menjadi 827 kasus pada Februari 2025, dan kembali turun menjadi 813 kasus pada Agustus 2025.
"Awalnya status SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) kita 22 persen, sekarang sudah turun menjadi 19 persen. Target ke depannya, kalau bisa kasus stunting nol di Kota Cilegon," ujarnya.
Evaluasi berkala terus dilakukan setiap semester untuk memastikan program pemenuhan gizi berjalan efektif dan tepat sasaran, sehingga target zero stunting di Kota Baja dapat tercapai.
Baca juga: Pemkab Lebak prioritaskan penanganan stunting di 20 desa
Editor : Bayu Kuncahyo
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2025