Lebak (Antaranews Banten) - Pendapatan petani jagung berbasis korporasi di Kecamatan Gunungkencana, Kabupaten Lebak, Banten menembus Rp7,2 miliar sehingga menyumbangkan pertumbuhan ekonomi cukup besar di daerah itu.
     
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Sabtu, mengatakan, tanaman jagung berbasis korporasi kini memasuki musim panen raya seluas 1.000 hektare dari angka tanam November 2018.
     
Dari 1.000 hektare itu diperkirakan menghasilkan produksi jagung sebanyak 4.000 ton dengan produktivitas rata-rata empat ton per hektare.
     
Apabila, produksi sebanyak 4.000 ton dengan harga jagung pipilan di pasaran Rp4.700 per Kg, maka pendapatan petani mencapai Rp18 juta per hektare.
     
Artinya, kata dia, jika dikalkulasikan maka pendapatan petani dari 4.000 ton itu menembus Rp7,2 miliar (masa panen 90-100 hari). 
     
"Semua produksi jagung itu ditampung oleh perusahaan pakan ternak PT Pokphan di Tangerang itu," katanya.
     
Menurut Dede, mengembangkan tanaman jagung tersebut melibatkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dengan kerja sama perusahaan BUMN dari Perum Perhutani.
     
Bahkan, budi daya tanaman jagung berbasis korporasi sebagai "pilot project" Kementerian Pertama yang pertama kali di Indonesia.
     
Tujuan pengembangan jagung berbasis korporasi tersebut dalam upaya meningkatkan produksi pangan juga pendapatan ekonomi yang pada akhirnya bermuara pada kesejahteraan masyarakat.
     
Kebijakan itu tentu sangat sinergi dengan program "Lebak Sejahtera" yang digulirkan Bupati Iti Octavia.
     
Pemerintah daerah menyambut positif pengembangan jagung berbasis korporasi dari bantuan Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian Provinsi Banten.
     
Selain itu juga melibatkan stakeholder BPPT, Dewan Jagung Nasional (DJN), Bank, Pengusaha, dan TNI.
     
Pengembangan tanaman jagung itu tersebar di empat desa di Kecamatan Gunungkencana antara lain Desa Bulakan,  Gunung Kendeng, Keramat Jaya dan Tanjungsari.
     
"Kami optimistis ke depan pengembangan tanaman jagung berbasis korporasi menjadikan sentra pendapatan ekonomi masyarakat setempat," katanya menjelaskan.
     
Ketua Koptan Giri Mukti Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak H Wawan mengatakan saat ini petani memasok jagung pipilam ke perusahaan PT Pokphan sekitar 20 ton per hari.
     
Kemungkinan panen ini berlangsung hingga Maret 2019,sehingga cukup membantu pendapatan ekonomi petani.
     
"Kami sangat berterima kasih kepada Kementerian Pertanian juga Peprov Banten dan Pemkab Lebak yang membantu pengembangan jagung berbasis korporasi sehingga pendapatan ekonomi masyarakat di sini cenderung meningkat," katanya menjelaskan.
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019