Lebak (AntaraNews Banten) - Tiga kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten masuk kategori rawan peredaran narkoba, sehingga petugas mengoptimalkan pencegahan melalui pengembangan maupun razia.
"Ketiga kecamatan itu antara lain Cipanas, Rangkasbitung dan Maja," kata Kepala Satuan Narkoba (Satnarkoba) Kepolisian Resor (Polres) Lebak Ajun Komisaris Polisi (AKP) Endang di Lebak, Rabu.
Selama ini, tiga kecamatan yang masuk rawan peredaran narkoba karena lokasinya jalur perbatasan.
Misalnya, kata dia, Kecamatan Cipanas dan Maja berbatasan langsung dengan Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Serang.
Kecamatan Bayah juga berbatasan dengan Sukabumi, Jawa Barat, sedangkan Kecamatan Rangkasbitung sebagai pusat ibukota Kabupaten Lebak.
Mereka pelaku pengedar narkoba juga kebanyakan dari luar daerah, seperti Bogor, Tangerang, Jakarta,Serang dan Sukabumi.
"Kebanyakan pelaku pengedar itu ditangkap di tiga kecamatan itu," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pihaknya bekerja keras untuk pemberantasan dan pencegahan peredaran narkoba, sebab narkoba dapat menghancurkan generasi bangsa.
Narkoba juga dapat memecahbelah persatuan dan kesatuan bangsa serta menimbulkan gangguan keamanan.
Lebih parahnya, kata dia, pecandu narkoba mengakibatkan kematian.
Oleh karena itu, kepolisian tidak main-main untuk melakukan tindakan tegas terhadap pelaku narkoba dan memproses secara hukum.
Para tersangka dijerat pasal 111 ayat 1 junto 114 ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman maksimal 20 tahun penjara.
"Kita awal tahun 2019 telah menangkap sebanyak tiga kasus narkoba dan mereka mengedarkan jenis gorila dan sabu-sabu,"katanya menegaskan.
Ia menambahkan, selama ini, wilayah Provinsi Banten masuk daerah darurat narkoba, sehingga terus diintensifkan razia ke berbagai lokasi guna pencegahan barang haram tersebut.
Peredaran narkoba di daerah ini bagaikan fenomena "gunung es", mengingat peredarannya cukup memprihatinkan karena sudah masuk ke pelosok desa.
"Kami minta masyarakat dan pemuka agama berperan aktif untuk melakukan pencegahan narkoba," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Ketiga kecamatan itu antara lain Cipanas, Rangkasbitung dan Maja," kata Kepala Satuan Narkoba (Satnarkoba) Kepolisian Resor (Polres) Lebak Ajun Komisaris Polisi (AKP) Endang di Lebak, Rabu.
Selama ini, tiga kecamatan yang masuk rawan peredaran narkoba karena lokasinya jalur perbatasan.
Misalnya, kata dia, Kecamatan Cipanas dan Maja berbatasan langsung dengan Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Serang.
Kecamatan Bayah juga berbatasan dengan Sukabumi, Jawa Barat, sedangkan Kecamatan Rangkasbitung sebagai pusat ibukota Kabupaten Lebak.
Mereka pelaku pengedar narkoba juga kebanyakan dari luar daerah, seperti Bogor, Tangerang, Jakarta,Serang dan Sukabumi.
"Kebanyakan pelaku pengedar itu ditangkap di tiga kecamatan itu," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pihaknya bekerja keras untuk pemberantasan dan pencegahan peredaran narkoba, sebab narkoba dapat menghancurkan generasi bangsa.
Narkoba juga dapat memecahbelah persatuan dan kesatuan bangsa serta menimbulkan gangguan keamanan.
Lebih parahnya, kata dia, pecandu narkoba mengakibatkan kematian.
Oleh karena itu, kepolisian tidak main-main untuk melakukan tindakan tegas terhadap pelaku narkoba dan memproses secara hukum.
Para tersangka dijerat pasal 111 ayat 1 junto 114 ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman maksimal 20 tahun penjara.
"Kita awal tahun 2019 telah menangkap sebanyak tiga kasus narkoba dan mereka mengedarkan jenis gorila dan sabu-sabu,"katanya menegaskan.
Ia menambahkan, selama ini, wilayah Provinsi Banten masuk daerah darurat narkoba, sehingga terus diintensifkan razia ke berbagai lokasi guna pencegahan barang haram tersebut.
Peredaran narkoba di daerah ini bagaikan fenomena "gunung es", mengingat peredarannya cukup memprihatinkan karena sudah masuk ke pelosok desa.
"Kami minta masyarakat dan pemuka agama berperan aktif untuk melakukan pencegahan narkoba," katanya.
Editor : Sambas
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019