Lebak (AntaraNews Banten) - Perayaan dan peringatan Tahun Baru Imlek bagi warga keturunan Tionghoa di Kota Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten dilaksanakan secara sederhana menghadapi tahun politik.

"Kita tahun ini merayakan Imlek sederhana dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar bangsa ini penuh kedamaian," kata Ketua Majelis Agama Budha Kabupaten Lebak Lien Giok Sui saat merayakan Imlek di Vihara Ananda Avalokitesvara Rangkasbitung, Senin.

Momentum perayaan Imlek itu lebih baik menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya bangsa.

Di mana budaya yang dibangun para leluhur pendiri bangsa ini dengan sikap toleransi, saling hormat menghormati serta menghargai antarumat beragama.

Apalagi, bangsa ini beberapa bulan ke depan akan dilaksanakan pemilihan umum (Pemilu) 2019.

Pandangan politik boleh berbeda, namun lebih megutamakan persatuan dan kesatuan bangsa.

Selain itu juga cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kami merayakan Imlek ini penuh kesederhanaan,apalagi masyarakat Banten dilanda bencana tsunami," katanya.

Menurut dia, selama ini, persatuan dan kesatuan di Rangkasbitung berjalan baik, sehingga tidak pernah terjadi konflik sosial di masyarakat.

Meskipun warganya beraneka macam suku, agama, budaya dan bahasa, namun bersikap toleransi dan penuh kedamaian.

Bahkan, hubungan  antarumat beragama di Kabupaten Lebak terbaik di Banten dengan saling menghormati dan menghargai di tengah keberagaman itu.

"Kami sebagai pemimpin agama terus menjalin toleransi antarumat beragama di Rangkasbitung agar meningkatkan pesatuan dan cinta NKRI," katanya.

Sementara itu, Sugianto, warga keturunan mengatakan dirinya perayaan Imlek itu membuka pintu maaf, karena manusia tidak lepas dengan kesalahan.

"Kami malam ini setelah melaksanakan ritual ibadah bersama para jemaah saling maaf memaafkan," katanya.

Perayaan Imlek di Rangkasbitung mencapai 1.000 jemaah memadati Vihara Ananda untuk melaksanaan sembahyang.

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019