Tangerang (Antaranews Banten) - Aparat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, Banten, melakukan sosialisasi pencegahan gizi buruk agar orang tua dapat memahami pentingkan asupan makanan bergizi pada anak usia dini.
Kepala Dinkes Kabupaten Tangerang, Desiriana Dinardianti di Tangerang, Rabu, mengatakan tidak dapat dipungkiri angka kekurangan gizi di daerah ini masih jauh dari rata-rata Provinsi Banten.
"Tujuan sosialisasi agar dapat menularkan pemahaman gizi yang baik kepada warga sehingga melahirkan generasi yang sehat dan cerdas,"katanya.
Namun salah satu sosialisasi tersebut diantaranya mengelar seminar gizi dengan tajuk Komitmen Bersama Tangerang Gemilang Bebas Stunting (Tegas).
Sedangkan stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang lama.
Stunting terjadi pada umumnya karena asupan makanan yang tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh badan.
Menurut dia, dari data bahwa angka stunting di Kabupaten Tangerang sebesar 28,8 persen dan dibawah angka Provinsi Banten yakni 29,6 persen.
Hal ini, katanya, harus menjadi perhatian semua pihak, bukan saja instansi terkait tetapi warga dan pemangku kepentingan lainnya.
Untuk mencegah stunting, maka pihaknya menjalin koordinasi dengan Dinas Sosial, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tangerang dan lembaga lainnya.
Sementara itu, Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar mengatakan gizi buruk jangan dianggap biasa karena berdampak terhadap anak.
Untuk itu, kata mantan anggota Komisi I DPR RI itu bahwa harus ada upaya nyata untuk mengatasinya dengan peningkatan kwalitas pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan balita.
Menurut dia, pemerintah daerah berupaya untuk mengatasi masalah gizi anak dengan menyiapkan sarana, prasarana serta dana yang diperlukan sehingga stunting angka 28,8 persen dapat ditingkatkan.
Sebelumnya, konsumsi energi dan protein masyarakat di Indonesia bahwa setiap orang 2.150 kalori/hari dan konsumsi protein 57 gram per kapita/hari.
Konsumsi energi dan protein di Kabupaten Tangerang sebanyak 2.197 kalori per orang dan protein 66,9 gram per kapita/hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
Kepala Dinkes Kabupaten Tangerang, Desiriana Dinardianti di Tangerang, Rabu, mengatakan tidak dapat dipungkiri angka kekurangan gizi di daerah ini masih jauh dari rata-rata Provinsi Banten.
"Tujuan sosialisasi agar dapat menularkan pemahaman gizi yang baik kepada warga sehingga melahirkan generasi yang sehat dan cerdas,"katanya.
Namun salah satu sosialisasi tersebut diantaranya mengelar seminar gizi dengan tajuk Komitmen Bersama Tangerang Gemilang Bebas Stunting (Tegas).
Sedangkan stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang lama.
Stunting terjadi pada umumnya karena asupan makanan yang tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh badan.
Menurut dia, dari data bahwa angka stunting di Kabupaten Tangerang sebesar 28,8 persen dan dibawah angka Provinsi Banten yakni 29,6 persen.
Hal ini, katanya, harus menjadi perhatian semua pihak, bukan saja instansi terkait tetapi warga dan pemangku kepentingan lainnya.
Untuk mencegah stunting, maka pihaknya menjalin koordinasi dengan Dinas Sosial, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tangerang dan lembaga lainnya.
Sementara itu, Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar mengatakan gizi buruk jangan dianggap biasa karena berdampak terhadap anak.
Untuk itu, kata mantan anggota Komisi I DPR RI itu bahwa harus ada upaya nyata untuk mengatasinya dengan peningkatan kwalitas pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan balita.
Menurut dia, pemerintah daerah berupaya untuk mengatasi masalah gizi anak dengan menyiapkan sarana, prasarana serta dana yang diperlukan sehingga stunting angka 28,8 persen dapat ditingkatkan.
Sebelumnya, konsumsi energi dan protein masyarakat di Indonesia bahwa setiap orang 2.150 kalori/hari dan konsumsi protein 57 gram per kapita/hari.
Konsumsi energi dan protein di Kabupaten Tangerang sebanyak 2.197 kalori per orang dan protein 66,9 gram per kapita/hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019