Pandeglang (Antaranews Banten) - Yayasan Al - Mujahidin Cihideung  Cimanuk (YAMCC) Pandeglang akan bekerjasama dengan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar (YPIA) untuk membangun sarana pendidikan atau sekolah di lahan wakaf milik warga kampung Cihideung. "Dalam waktu dekat MoU antara YAMCC dengan YPIA akan segera ditandatangani, segera setelah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) yang ada di Cihideung pindah ke lokasi lain," kata Ketua Dewan Pendiri  YAMCC yang juga pernah menjadi pengajar di Sekolah Al-Azhar Jakarta, H Muflich Rafiudin saat acara riung mungpulung di Cihideung, Pandeglang,  Minggu (27/01).                                                       

H. Muflich mengatakan, tanah wakaf milik warga tersebut sebelumnya telah dipinjam pakaikan kepada MAN  Pandeglang, namun seiring dengan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan bagi masyarakat kampung cihideung, maka berdasarkan hasil musyawarah pengurus yayasan dan seluruh warga, di lahan tersebut telah disepakati akan dibangun sekolah Al - Azhar.                                                         

"Kita sudah berkoordinasi dengan pihak MAN tentang rencana tersebut, dan pihak MAN sudah memiliki gedung sendiri yang lokasinya masih di Kecamatan Cimanuk," katanya.              

 Ia menjelaskan, rencana pembangunan sekolah tersebut merupakan cita-cita para tokoh masyarakat masa lalu sejak masa revolusi yang salah satu penggagasnya adalah H Mas Mustafa, ulama dan  pejuang kemerdekaan. "Tanah wakaf warga itu dulu digunakan sebagai madrasah ibtidaiyah, bahkan di tanah wakaf lainnya telah dibangun gedung Majlis Ulama yang merupakan cikal bakal Majlis Ulama Indonesia saat itu," katanya.                                                  

Adanya  Majlis Ulama Cihideung telah membuat tertarik para tokoh nasional  untuk berkunjung ke Kampung Cihideung.                                                

Para tokoh yang sempat berkunjung ke Majlis Ulama Cihideung antara lain Bung Tomo (pejuang kemerdekaan dari Surabaya), Dr. Muhammad Natsir (Perdana Menteri pertama RI, Menteri Penerangan, dan tokoh internasional di dunia Islam), serta Buya Hamka.                                     

"Ketika Buya bertemu H. Mustofa, beliau  tertarik dengan nama Majelis Ulama yang sudah ada Cihideung. Maka terbentuklah Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 26 Juli 1975 di Jakarta," katanya.

Acara riungmungpulung itu sendiri, selain dihadiri oleh warga, tokoh masyarkat, dan tokoh pemuda Cihideung, juga dihadiri oleh warga Cihideung yang berdomisili di Jakarta, Bogor, Depok,Tangerang, dan Kota  Serang

Pewarta: Lukman Hakim

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019