Tangerang (Antaranews Banten) - Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, mengakui ada kendala dalam mengangkut sampah sekitar 2.300 ton setiap hari ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Desa Jatiwaringin, Kecamatan Mauk.

"Armada angkutan yang tersedia sebanyak 190 unit, itu pun banyak yang rusak dan perlu diperbaiki," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang, Syaifullah di Tangerang, Senin.

Syaifullah mengatakan dari jumlah armada yang tersedia maka yang dianggap layak untuk mengangkut sampah hanya sekitar 80 persen.

Namun selebihnya dalam perbaikan dan ada juga yang rusak total sehingga tidak dapat lagi dipergunakan sehingga menjadi rongsokan.

Armada sampah yang rusak tersebut karena bila diperbaiki memperlukan dana yang relatif besar maka dikembalikan kepada bagian aset untuk didata.

Menurut dia, selain keterbatasan armada pihaknya juga menyesalkan kesadaran sebagian warga yang tidak membuang sampah pada tempatnya akhirnya berserakah pada sisi jalan.

Hal tersebut membuat petugas mengalami kesulitan untuk mengumpulkan dan memerlukan waktu lama membuang ke TPA.

Sedangkan produksi sampah di Kabupaten Tangerang setiap hari sekitar 2.300 ton tersebar pada 29 kecamatan dan 342 desa/kelurahan.

Dia menambahkan produksi sampah itu dominan dari rumah tangga dan pasar tradisional berupa plastik serta bahan yang tidak dapat diurai lainnya.

Pemerintah setempat telah berupaya untuk mengatasi dengan membangun Tempat Penampungan dan Pemilahan Sampah Terpadu (TP2ST) yang tersebar pada 18 kecamatan, namun upaya tersebut belum maksimal.

Pihaknya juga berupaya untuk membuat program bank sampah tahun 2019, agar warga dapat mengumpulkan, memilah kemudian menyerahkan kepada petugas di tiap desa.

Program bank sampah sangat bermanfaat karena warga yang membuang sampah dapat uang atau sembako, ini bertujuan agar tidak membuang sampah sembarangan dan membuat lingkungan menjadi bersih.

 

Pewarta: Adityawarman(TGR)

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019