Serang (Antaranews Banten) - Tsunami Selat Sunda yang menerjang pesisir laut wilayah Banten mengakibatkan rusaknya aset milik Dinas Kelautan dan Perikanan milik Pemprov Banten yang ditaksir mencapai Rp15 miliar serta  miliaran rupiah lagi peralatan milik nelayan rusak dan hilang.
     
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Banten, Suyitno di Serang, Rabu mengatakan, pada tanggal 4 Januari lalu Pemprov Banten berkirim surat kepada Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti agar memberikan perhatian serius kepada para nelayan, agar sektor perikanan bangkit kembali.
     
"Berdasarkan hasil pendataan yang baru saja kami lakukan, khusus aset DKP Banten mengalami rusak berat. Dan jika ditaksir kerugianya mencapai Rp15 miliar," kata Suyitno.
      
Ia menjelaskan, aset pemporv yang rusak berat itu di Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Cigorondong di Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang. Pihaknya sudah melaporkan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan beberapa hari lalu.
      
Bukan hanya soal  BBIP saja yang disampaikan, kata Suyitno, Pemporv Banten juga menyampaikan laporan kondisi para nelayan yang terdampak Tsunami Selat Sunda di tiga daerah. Khusus untuk dampak tsunami bagi nelayan, bukan hanya di Kabupaten Serang,  dan Pandeglang, akan tetapi juga terjadi dipesisir Pantai Kota Cilegon seperti di Kecamatan Ciwandan dan Pulo Merak.
     
"Data detail sudah kami sampaikan juga di kementerian. Dan data yang kami temukan dilapangan ada dua  kecamatan di Kota Cilegon juga terdampak Tsunami Selat Sunda," kata Suyitno.
      
Secara rinci, kata dia, untuk nelayan di Kabupaten Pandeglang ada tujuh orang meninggal dunia, dan empat orang sampai saat ini belum ditemukan. Untuk nelayan di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon tidak ada hilang atau meninggal. Namun ratusan aset milik nelayan seperti kapal, perahu, mesin alat tangkap juga mengalami kerusakan.
     
"Kami juga melaporkan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),  kapal dan peralatan milik nelayan mengalami kerusakan, bahkan hilang. Adanya kondisi dan dampak yang begitu besar, kami berharap KKP dapat membantu kami dalam rangka percepatan pemulihan kondisi perekonomian nelayan pasca tsunami di Banten," katanya.
    
Sekretaris DKP Banten, Gelar Suprijadi menambahkan, ada 500 unit lebih peralatan nelayan yang mengalami kerusakan akibat Tsunami Selat Sunda seperti jkapal, perahu, alat tangkap dan mesin.
     
"Di Kabupaten Pandeglang, kapal lebih dari 5 GT ada 15 unit mengalami rusak ringan, satu unit rusak sedang, 118 unit rusak berat .  Untuk Perahu Jukung sampai dengan 5 GT  yang hilang  tiga unit, rusak ringan 93 unit,  rusak sedang 20 unit, dan rusak berat 430 unit. Sedangkan untuk alat tangkap ada 32 buah hilang, 154 rusak," kata Gelar.
    
Sementara di Kabupaten Serang, yang mengalami kerusakan  ringan adalah Perahu Jukung sampai dengan 5 GT sebanyak dua unit, rusak berat 18 unit. mesin yang hilang ada empat unit , rusak ada tujuh unit. Alat tangkap hilang 64 buah, rusak  lima buah.
     
''Kalau untuk wilayah Cilegon  hanya Perahu Jukung saja rusak berat sebanyak 33 unit, lainya tidak ada masalah," kata dia.

Pewarta: Mulyana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019