Serang (Antaranews Banten) - Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kemendagri bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) melakukan jemput bola dalam pelayanan administasi kependudukan bagi warga korban tsunami yang selamat di wilayah Serang dan Pandeglang.
   
''Kami memberikan pelayanan secara terpadu oleh Ditjen Dukcapil Kemendagri, DP3AKKB Prov Banten, Disdukcapil Kabupaten Pabdeglang dan Serang kepada korban tsunami Selat Sunda," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten, Siti Ma'ani Nina di Serang, Selasa.
     
Menurutnya, para petugas tersebut melayani administrasi kependudukan bagi warga terkena dampak bencana Tsunami di posko induk layanan Dukcapil, Posko Induk/Kabupaten di Kantor Disdukcapil Kabupaten Pandeglang dan Posko Kecamatan di Kecamatan Labuan.
       
"Selain itu melakukan Layanan Jemput Bola (JEBOL) ke pengungsian warga terdampak bencana Tsunami serta memback up Tim DVI/INAFIS dalam mengidentifikasi jenazah di RSUD Berkah Pandeglang," kata Nina.
      
Sekretaris Tim Penanggulangan Bencana Tsunami Selat Sunda, Sekretariat Pendopo Gubernur Banten Muhtarom mengatakan, sebanyak 29 posko pengungsian yang didirikan Pemprov Banten yang tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten Pandeglang masih beroperasi hingga akhir masa darurat bencana 9 Januari 2019. Kehadiran posko tersebut memberikan pelayanan terhadap korban tsunami Selat Sunda.
     
Muhtarom menyatakan pihaknya menangani pengungsi di tiap posko dengan kebutuhan masing-masing.
      
''Semua logistik kami distribusikan di samping kami juga berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang setempat, Basarnas, TNI dan Polri dibawah koordinasi gubernur," kata Muhtarom yang juga Kepala Badan Perencana dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Banten.
     
Untuk diketahui, ke duabelas kecamatan yang telah dibangun posko pengungsian tersebut yakni Kecamatan Labuan, Kecamatan Carita, Kecamatan Sumur, Kecamatan Pulosari, Kecamatan Angsana, dan Kecamatan Jiput. Berikutnya, Kecamatan Munjul, Kecamatan Cigeulis, Kecamatan Patia, Kecamatan Cimanggu, Kecamatan Cikedal dan Kecamatan Sindangresmi.
      
Adapun rincian jumlah pengungsi dimulai dari yang terbanyak adalah Kecamatan Angsana 5.150 warga, Kecamatan Carita sebanyak 3.299 warga, Kecamatan Sumur 3.082 warga, Kecamatan Jiput 2.900 warga dan Kecamatan Cimanggu 2.840 warga. Berikutnya, Kecamatan Labuan 2.409 warga, Kecamatan Pulosari 1.210 warga, Kecamatan Cigeulis 1.000 warga, Kecamatan Munjul 794 warga, Kecamatan Patia 456 warga, Kecamatan Cikedal 373 warga dan Kecamatan Sindangresmi 163 warga.
      
Menurut Muhtarom, setiap saat data pengungsi baik yang korban tsunami maupun korban banjir  sangat dinamis bergerak terus sehingga penambahan dan pengurangannya sangat cepat. Sampai saat ini hampir sebagian besar sudah kembali ke rumahnya masing dan korban tsunami yang mengalami rumah rusak akan disediakan hunian sementara.


 

Pewarta: Mulyana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019