Pandeglang (Antaranews Banten) - Masyarakat Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, mengharapkan pembangunan shelter bencana tsunami dioperasikan, karena mampu menampung ribuan warga yang terdampak tsunami.
     
"Kita merasa prihatin kondisi pembangunan shelter seluas 2.456 meter persegi terbengkalai," kata Udin, seorang warga Teluk, Labuan Pandeglang, Rabu.
     
Keberadaan shelter sangat diperlukan untuk perlindungan dan penyelamatan masyarakat pesisir Pandeglang.
     
Apalagi, kawasan pesisir Labuan sangat rawan bencana tsunami.
     
Karena itu, dirinya mendesak pemerintah agar melanjutkan pembangunan shelter tsunami yang terbengkalai.
     
Apabila, gedung shelter itu dioperasikan tentu masyarakat tidak mengungsi ke daerah lain.
     
"Kami yakin gedung shelter yang dibangun tiga tingkat itu bisa menampung ribuan warga yang terdampak tsunami," katanya menjelaskan.
     
Herman juga warga korban tsunami mengaku dirinya menyesalkan pembangunan shelter tsunami yang dibiayai miliaran rupiah  kondisinya terbengkalai dan tidak terurus.
     
Bahkan, gedung shelter itu jika malam dijadikan tempat mesum, karena kondisinya gelap.
     
Begitu juga jika siang dijadikan lokasi parkir kendaraan dan menyimpan gerobak dagangan.
     
"Kami minta gedung shelter bencana tahun 2019 dilanjutkan pembangunanya hingga rampung," katanya menjelaskan.
     
Dari pantauan, menunjukan kondisi gedung shelter bencana tsunami kini memprihatinkan dan terbengkalai.
     
Selain itu juga tidak terawat dan sebagian tembok mengelupas akibat terkena air hujan dan sinar matahari.
     
Di bagian depan bangunan juga  terdapat sebuah papan bertuliskan "Tanah Ini Milik Pemda Kabupaten Pandeglang" juga terdapat tulisan "Badan Penanggulangan Bencana Daerah" (BPBD) Provinsi Banten. 
     
"Kami sangat menyayangkan sekali gedung shelter tsunami yang bisa menyelamatkan ribuan orang,namun kondisinya tidak bisa berfungsi," kata Suryadi, warga Labuan, Pandeglang.
 

Pewarta: Mansyur

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019