Serang, (Antaranews Banten) - Gubernur Banten Wahidin Halim akan menggelar istighatsah di lokasi bencana Taunami Selat Sunda pada malam pergantian tahun baru 2019.

"Kita meminta kepada Allah SWT untuk diberi keselamatan dan dijauhkan dari bencana," kata Gubernur Banten Wahidin Halim di Serang, Minggu (30/12).

Untuk itu, Gubernur menginstruksikan kepada seluruh OPD agar mempersiapkan segala keperluannya. 

Gubernur Banten rencananya akan bersama Wakil Gubernur Banten H. Andika Hazrumy, Pj. Sekretaris Daerah Ino S Rawita, para kepala OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten serta seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk hadir dalam istighatsah tersebut.

Gubernur juga akan mengundang anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Provinsi Banten beserta aparaturnya, Bupati Pandeglang beserta aparaturnya, instansi vertikal di Provinsi Banten, dalam istighatsah tersebut.

Selain itu, Gubernur Banten juga akan mengundang  dan  menghadirkan para ulama setempat, guru ngaji, masyarakat dan aparatur pemerintah setempat mulai dari camat sampai dengan ketua RT, serta para korban yang berada di area tersebut. 

"Kita berdzikir dan berdoa. Memohon terus kepada Allah SWT, agar diberikan keselamatan. Dan hadir bersama dengan warga yang terkena bencana," kata Gubernur Wahidin dalam siaran pers-nya.

 Agenda istighatsah yang akan di gelar pada Malam Tahun Baru tersebut adalah pembacaan Surat Yassin, Dzikir, dan sambutan.
 
Gubernur Wahidin mengatakan, Pemprov Banten akan menyediakan buku Surat Yasin dan buku doa ukuran kecil untuk dibagikan kepada warga masyarakat yang hadir.

Menurut dia, digelarnya istighatsah pada perayaan malam pergantian tahun baru ini,  bertujuan memohon kebaikan, keberkahan dan keselamatan untuk Pemerintah dan masyarakat Provinsi Banten. Selain itu, do’a dan dzikir bersama ini supaya diberikan kelancaran dalam proses tanggap darurat penanganan bencana Tsunami Selat Sunda dan dampak-dampaknya cepat dipulihkan..

Lebih lanjut gubernur berharap, Istighatsah yang digelar di tempat pengungsian para korban tsunami ini, bisa diikuti oleh masyarakat dan tokoh agama yang ada di Provinsi Banten ini untuk menggelar acara yang sama. 

"Ya kita hiasi perayaan pergantian malam tahun baru nanti itu dengan berdo'a, dan penuhi dengan berbagai amalan dzikir, ini kan lebih positif dari pada kita hura-hura, dan nantinya mendapat murka Allah," katanya.

Sebagaimana diketahui Provinsi Banten, Sabtu malam, ditempa bencana tsunami dan gelombang tinggi. Sampai  tanggal 28 Desember 2018 pukul 24.00 WIB data BPBD Provinsi Banten menyebutkan,  309 orang meninggal, sebanyak 757 orang luka-luka dan 9 orang hilang, 39.425 orang mengungsi.  Sedangkan kerugian material mencapai 602 rumah rusak, 14 hotel rusak, 85 unit kendaraan roda 4 (empat) rusak,  14 unit kendaraan roda dua, 60 warung kuliner, 215 gazeebo, 44 unit perahu.

Gubernur Banten, H. Wahidin Halim telah menetapkan tanggap darurat penanganan bencana tsunami Selat Sunda di Wilayah Provinsi Banten mulai dari 27 Desember 2018 sampai dengan tanggal 9 Januari 2019.  Penetapan tersebut termaktub dalam Keputusan Gubernur Nomor 366/Kep.350-Huk/2018 tentang Penetapan Status tanggap darurat penanganan bencana tsunami Selat Sunda di Wilayah Provinsi Banten. Keputusan tersebut berdasarkan kepada Keputusan Bupati Pandeglang Nomor 362/Kep.425/2018 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Penanganan Bencana Tsunami di Kabupaten Pandeglang dan Keputusan Bupati Serang Nomor 360/Kep.504-Huk/2018 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Penanganan Bencana Tsunami di Kabupaten Serang. ***1***

 

Pewarta: Mulyana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018