Serang, (Antaranews Banten) - Bupati Serang Ratu Tatu Khasanah mengibaratkan orang tua itu sebagai "madrasah" pertama buat anak-anaknya, sehingga akhlak anak sangat ditentukan dari perhatian orang tua sejak dini.

"Karena mereka yang setiap hari bersentuhan dan berkomunikasi dengan anak-anak kita dan orang tua merupakan madrasah pertama buat anak-anak kita ,karena itu didik anak sedari dini terutama pengajaran ahlak" kata Tatu pada peringatan Hari Anak Nasional Tingkat Kabupaten Serang di Serang, Selasa (27/11).  

Bupati mengimbau kepada para orang tua agar menjaga anak dengan sebaik-baiknya karena anak merupakan amanah yang diberikan tuhan.

"Saya masih sering mendapatkan laporan bahwa di kabupaten Serang masih terjadi kekerasan terhadap anak-anak kita," kata bupati.

Tatu mengatakan momen hari anak Nasional ini merupakan ajang untuk berintrospeksi diri untuk anak- anak.        

"Kadang sikap kita terhadap anak-anak karena merasa memiliki, maka sering kita memperlakukan dengan seenaknya padahal itu sangat tidak boleh. Padahal anak adalah titipan Allah SWT.  Kita bisa bayangkan betapa marahnya sang pemilik menitipkan titipannya, ternyata titipan itu tidak dijaga dengan sebaik-baiknya bahkan disakiti ," katanya.  

Tatu juga menambahkan, selain kepada  para orang tua juga kepada para guru, pegawai pemerintah, tim penggerak PKK dan semuanya agar mampu menjaga anak anak dengan sebaik-baiknya.  

Pada peringatan Hari Anak Nasional itu juga diselingi pembacaan puisi oleh Adinda Galih Mustika, siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Keragilan Serang yang isi puisinya mengutarakan kegelisahan dengan judul "Deklarasi Stop Kekerasan".

Adinda mengungkapkan kegelisahannya dihadapan Bupati Serang itu karena masih banyak kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di wilayah ini. "Saya sangat prihatin sekali melihat kasus kekerasan terhadap anak baik di surat kabar maupun di media sosial yang masih terjadi di Serang, dan juga masih banyak anak anak yang dimanfaatkan orang tuanya untuk menjadi pengemis," katanya. 

Adinda yang masih duduk di kelas dua ini menjelaskan dengan adanya Hari Anak Nasional ini dirinya ingin mengekspresikan kegelisahaannya yang selama ini ia tulis dalam sebuah puisi.                    

Ia berharap dengan puisi ini bisa membuka hati para orang tua yang masih tega memperlakukan anak-anaknya sekehendak hati.

Selain itu, menurut Adinda, selain kasus kekerasan anak, masih ada juga kasus lain yakni anak yang menjadi korban perceraian orang tuanya. Semua itu ia jadikan inspirasi untuk menulis puisi. 

"Saya punya pengalaman sendiri pak ada dua teman saya kedua orang tuanya bercerai, saya kasihan sekali kalau ingat temen saya itu," katanya.   

Dalam acara peringatan Hari Anak Nasional tingkat Kabupaten Serang ini diikuti oleh 290 anak yang terdiri dari forum anak kecamatan dan pengurus forum anak Kabupaten Serang. 

Pewarta: Lukman Hakim

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018