Jakarta (Antaranews) - Produsen sabun nomor satu asal Jepang Cow Brand Soap Kyoshinsha Co., Ltd menggandeng mitra lokal PT Ksatria Pasific Indonesia sebagai distributor resmi sebagai upaya memperluas pasar di Indonesia.
"Kami hadir di Indonesia sejak 2012 diimpor oleh PT Lifestyle Internasional, kini berkerja sama dengan PT Ksatria Pasific Indonesia untuk pendistribusian," kata Direktur Utama Cow Brand Soap Kyoshinsha Co., Ltd, Teiji Miyazaki di Jakarta, Kamis (4/5).
Teiji yang merupakan generasi kelima dari pendiri perusahaan mengatakan, Cow Brand saat ini telah berusia 109 tahun setara dengan perusahaan otomotif Suzuki dan perusaaan L'Oreal Eropa serta sudah memiliki banyak komunitas di dunia.
"Sosialisasi terhadap masyarakat Indonesia dilakukan dengan cara praktek langsung penggunaan sabun ini," ujarnya usai penandatangan kerjasama untuk pendistribusian produk ini.
Di Jepang, perusahaan mereka menjadi top penjualan sabun batang di Jepang. Namun menurut Teiji hal tersebut bukan tanpa pengorbanan. Berdiri tahun 1909, melewati masa peperangan, serta pernah juga mengalami naik turun penjualan karena kondisi ekonomi.
Namun semua itu dapat dilewati karena komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi konsumen dengan tidak mengubah bahan dan cara pembuatan sabun dari awal mereka hadir.
"Dengan perjanjian distribusi ini pasar kami yang tadinya hanya sekitar Jabodetabek saja kini bisa menjangkau hampir seluruh Indonesia," katanya.
Sugiarto Wijaya Wijono Direktur Utama PT. Ksatria Pacific Indonesia mengatakan kualitas Cow Brand yang memiliki 75 produk sabun ini tidak diragukan lagi, bahkan sudah mendapat penghargaan dari Kekaisaran Jepan..
Sugiarto optimistis produk ini diminati di Sumatera Utara dan wilayah Jawa Timur sekitarnya serta akan mampu menjual sampai Rp10 miliar pada tahun 2019. Pertimbangannya sekarang penjualan selalu mengalami peningkatan 50 persen setiap tahun.
Sementara itu Reino Barack selaku Komisaris PT. Lifestyle Internasional yang membawa Cow Brand tujuh tahun silam menyebut Cow Brand merupakan bisnis pertemanan.
Reino mengatakan sudah menjadi konsumen Cow Brand secara turun temurun dari kakek hingga orangtuanya menggunakan sabun ini.
"Saat saya sedang mencuci muka, teman saya bilang sabun yang saya pakai ini merupakan perusahaan dia. Ternyata dia adalah adik Teiji Miyazaki," jelas Reino.
Sejak saat itu, Reino bertekad membawa sabun ini ke Indonesia supaya masyarakat dapat merasakan manfaat Cow Brand seperti yang dirasakan dia dan keluarga.
Cow Brand Red Box yang dijual sejak tahun 1928 diproduksi secara tradisional dengan metode Saponification yang salah satu bahan bakunya menggunakan wagyu oil. Sabun batang pada umumnya dibuat dalam waktu 30 menit sedangkan metode saponification ini memerlukan waktu 1 minggu.
Kualitas yang terjaga inilah kemudian menempatkannya sebagai produk terlaris selama 90 tahun. Bahkan penjualannya berhasi menembus ke berbagai negara seperti di Taiwan, Hongkong, China serta wilayah Asia hingga ke Amerika Serikat dan Kanada.
Baca juga: Kantar Tempatkan Indomie Peringkat Teratas Brand Footprint
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018
"Kami hadir di Indonesia sejak 2012 diimpor oleh PT Lifestyle Internasional, kini berkerja sama dengan PT Ksatria Pasific Indonesia untuk pendistribusian," kata Direktur Utama Cow Brand Soap Kyoshinsha Co., Ltd, Teiji Miyazaki di Jakarta, Kamis (4/5).
Teiji yang merupakan generasi kelima dari pendiri perusahaan mengatakan, Cow Brand saat ini telah berusia 109 tahun setara dengan perusahaan otomotif Suzuki dan perusaaan L'Oreal Eropa serta sudah memiliki banyak komunitas di dunia.
"Sosialisasi terhadap masyarakat Indonesia dilakukan dengan cara praktek langsung penggunaan sabun ini," ujarnya usai penandatangan kerjasama untuk pendistribusian produk ini.
Di Jepang, perusahaan mereka menjadi top penjualan sabun batang di Jepang. Namun menurut Teiji hal tersebut bukan tanpa pengorbanan. Berdiri tahun 1909, melewati masa peperangan, serta pernah juga mengalami naik turun penjualan karena kondisi ekonomi.
Namun semua itu dapat dilewati karena komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi konsumen dengan tidak mengubah bahan dan cara pembuatan sabun dari awal mereka hadir.
"Dengan perjanjian distribusi ini pasar kami yang tadinya hanya sekitar Jabodetabek saja kini bisa menjangkau hampir seluruh Indonesia," katanya.
Sugiarto Wijaya Wijono Direktur Utama PT. Ksatria Pacific Indonesia mengatakan kualitas Cow Brand yang memiliki 75 produk sabun ini tidak diragukan lagi, bahkan sudah mendapat penghargaan dari Kekaisaran Jepan..
Sugiarto optimistis produk ini diminati di Sumatera Utara dan wilayah Jawa Timur sekitarnya serta akan mampu menjual sampai Rp10 miliar pada tahun 2019. Pertimbangannya sekarang penjualan selalu mengalami peningkatan 50 persen setiap tahun.
Sementara itu Reino Barack selaku Komisaris PT. Lifestyle Internasional yang membawa Cow Brand tujuh tahun silam menyebut Cow Brand merupakan bisnis pertemanan.
Reino mengatakan sudah menjadi konsumen Cow Brand secara turun temurun dari kakek hingga orangtuanya menggunakan sabun ini.
"Saat saya sedang mencuci muka, teman saya bilang sabun yang saya pakai ini merupakan perusahaan dia. Ternyata dia adalah adik Teiji Miyazaki," jelas Reino.
Sejak saat itu, Reino bertekad membawa sabun ini ke Indonesia supaya masyarakat dapat merasakan manfaat Cow Brand seperti yang dirasakan dia dan keluarga.
Cow Brand Red Box yang dijual sejak tahun 1928 diproduksi secara tradisional dengan metode Saponification yang salah satu bahan bakunya menggunakan wagyu oil. Sabun batang pada umumnya dibuat dalam waktu 30 menit sedangkan metode saponification ini memerlukan waktu 1 minggu.
Kualitas yang terjaga inilah kemudian menempatkannya sebagai produk terlaris selama 90 tahun. Bahkan penjualannya berhasi menembus ke berbagai negara seperti di Taiwan, Hongkong, China serta wilayah Asia hingga ke Amerika Serikat dan Kanada.
Baca juga: Kantar Tempatkan Indomie Peringkat Teratas Brand Footprint
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018