Jakarta (Antaranews) - Sebanyak 150 perusahaan BUMN dan swasta  berpartisipasi dalam ajang penghargaan Top CSR 2018 dari Majalah Top Bussines (dulu BusinessNews Indonesia) setelah dinilai berhasil menjalankan program tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibitliity/ CSR).
   
"Masih banyak perusahaan yang menganggap CSR itu biaya atau menjadi beban dari bujet, padahal CSR itu merupakan investasi untuk kesinambungan perusahaan dengan masyarakat sekitar," kata Ketua Dewan Juri Top CSR 2018, Mas Achmad Daniri di Jakarta, Kamis.
   
Mas Achmad Daniri mengatakan, untuk menjalankan program CSR perusahaan harus bisa menciptakan share value artinya melalui program tersebut harus  dapat memberikan multi manfaat bagi komuitas yang dituju.
   
Lebih jauh Pemred Majalan Top Business, M. Lutfi H mengatakan, Top CSR adalah kegiatan penilaian dan pemberian penghargaan (award) tertinggi kepada perusahaan-perusahaan yang beroperasional di Indonesia, yang dinilai telah menjalankan program CSR/ PKBL/ Community Development terbaik. 
     
Penilaian CSR didasarkan pada keterkaitan CSR terhadap tiga hal yakni ISO 26000,  strategi bisnis yang menggunakan pendekatan CSV (creating share value),  dan praktek tata kelola perusahaan yang baik, jelas Lutfi.
   
Dalam memberikan penilaian Top Business  dibantu lembaga kredibel seperti Komite Nasional Kebijakan Governance/KNKG, Masyarakat CSR Indonesia, SGL Management, Asia Business Research Center, Mitra Bhadra Consulting, Yayasan PAKEM, PPM Manajemen, Alvara, Indonesia CSR Society, Dwika Consulting, Sinergi Daya Prima, dan Solusi Kinerja Bisnis. 
   
Lutfi mengatakan, dalam kegiatan ini perusahaan yang dinilai akan mendapatkan nilai tambah dalam artian setiap peserta juga mendapatkan umpan balik tertulis untuk, pengembangan CSR perusahaan di masa mendatang. 
     
Lutfi juga menyampaikan berbeda dengan tahun sebelumnya serta dengan Award CSR lainnya, proses penilaian Top CSR ini juga menggunakan aplikasi SR Index 26000 SR. Dengan aplikasi ini SR Index, setiap perusahaan peserta dapat mengukur tingkat adopsi CSR-nya terhadap ketentuan didalam ISO 26000 SR. 
     
Terdapat 253 pertanyaan yang dipersyaratkan atau menjadi ketentuan dalam SR Index ISO 26000. Skor maksimal SR Index yang dapat diraih adalah 759. Dengan mengukur SR Indexnya, maka perusahaan peserta dapat mengukur Index-nya serta meningkatkannya dari waktu ke waktu. Inilah salah satu manfaat yang dapat diperoleh Peserta Top CSR 2018 uar dia
   
Sebelumnya Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI berharap kegiatan Top CSR ini dapat disinergikan dengan program pemerintah, khususnya program pemberdayaan sosial dan pengentasan kemiskinan. 
     
Banyak persoalan sosial kemasyarakatan yang dapat dibantu penyelesaiannya melalui program-program CSR. Pemerintah akan dengan senang hati, untuk berdialog, berdiskusi, dan merumuskan sinergi dan kolaborasi CSR, untuk membantu pembangunan bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup., ujarnya. 
   
Mas Achmad Daniri lebih jauh meminta kepada perusahaan untuk membantu penyelesaian masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup di masyarakat, maka sebaiknya pendekatan CSR dilakukan dengan menggunakan pendekatan CSV (Creating Shared Value). 
   
Program CSR tidak hanya dilakukan dalam bentuk memberi bantuan ketika ada permasalahan sosial, namun kehadiran CSR perusahaan lebih berperan sebagai solusi atas permasalahan sosial tersebut. Jadi, perusahaan menjadi solusi atas penyelesaian masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup, melalui pendekatan bisnis, bukan sekedar memberikan bantuan sosial atau sumbangan, jelas dia.
   
Dalam kegiatan Top CSR 2018 ini, juga diberikan penghargaan khusus terkait program CSR yang terkait dan mendukung program Nawacita, SDGs, dan Program sosial dari berbagai kementerian dan instansi pemerintahan.
 
Juri ajukan 253 pertanyaan yang dipersyaratkan atau menjadi ketentuan dalam SR Index ISO 26000. (Antara Foto/ Ganet)
     
Dari 150 perusahaan peserta, sebanyak 72 perusahaan yang ditetapkan menjadi pemenang Top CSR 2018 di berbagai kategori sektor usaha. 
     
Dari para pemenang ada beberapa temuan penting selama proses penilaian dan penjurian Top CSR 2018 secara umum, sudah banyak CSR perusahaan di Indonesia yang sudah selaras dengan strategi bisnisnya. 
     
Berdasarkan hasil pengisian aplikasi SR Index, sektor tambang, energi, dan perbankan, memiliki SR Index tertinggi, dibanding sektor lainnya. 
     
Kemudian dari aspek tata kelola CSR masih relatif rendah. Masih sedikit perusahaan yang sudah melakukan due diligence terkait pemetaan sosial. Perumusan tanggung jawab sosialnya belum banyak dilakukan secara baik.  
     
Sebagian perusahaan sudah melakukan perecanaan CSR dengan baik. Kebanyakan perusahaan sudah melakukan pengukuran indikator output (jumlah), tetapi belum banyak yang mengukur indikator dampaknya ke masyarakat. 
   
Indikator manfaat untuk internal perusahaan juga banyak yang tidak diukur, karena banyak perusahaan yang belum memiliki KPI dan indikator dampak ke internal perusahaan.
     
Perusahaan masih perlu mengenali peluang dan tantangan lingkungan sosial, ekonomi di lingkungan bisnis perusahaan, kemudian diselaraskan dengan strategi bisnis untuk membangun keunggulan perusahaan. 

Baca juga: SRI Bangunkan Puskesmas Bagi Warga Grogol Banten

Pewarta: Ganet Dirgantara

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018