Jakarta (Antaranews) - The Foundation for International Human Rights Reporting Standards
(FIHRRS) berkerja sama dengan Program Studi Psikologi Universitas Bina Nusantara (BINUS)
melaksanakan kegiatan untuk membantu warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Perempuan
Tangerang.
   
"Kami melakukan penguatan kondisi psikologi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) perempuan yang memiliki pengalaman traumatis dan kendala dalam pengelolaan stres dan emosi. Mereka kami berikan konseling emosi dan trauma," kata pendiri FIHRRST, James Kallman saat memberikan kuliah umum di Kampus BINUS, Alam Sutera Tangerang, Jumat (28/9).
     
James Kallman mengatakan, selain konsultasi bagi WBP juga diberikan pelatihan seperti parenting skill, pelatihan  interpersonal, dan komunikasi efektif.
   
James menunjuk pasal 2 UU Nomor 12 Tahun 1995 tentang Lembaga Pemasyarakatan yang menekankan pentingnya pembangunan karakter para WBP agar menjadi manusia yang seutuhnya, sehingga dapat diterima kembali oleh masyarakat. 
   
Program ini terselenggara berkat bantuan Tifa Foundation dan kerjasama dengan LP Perempuan Tangerang dalam kerangka Kemitraan Public-Private. LP Perempuan Kelas IIA Tangerang  dihuni WBP 398 orang. 
   
Menurut James WBP perempuan menghadapi permasalahan lebih kompleks, tidak hanya faktor psikis, tetapi juga psikologis. Sulitnya menerima kondisi yang terjadi, termasuk pemisahan dari keluarga dan sulit beradaptasi dengan lingkungan penjara, dan pengalaman trauma di masa lalu seringkali menjadi faktor yang membuat perempuan WBP cenderung memiliki tingkat permasalahan psikologis lebih tinggi. 
   
Materi pelatihan itu meliputi; komunikasi efektif, layanan tanggap trauma, dan psychological first aid. 
     
Dalam aksi sosial ini Universitas BINUS, melibatkan para mahasiswa prodi psikologi ,yang akan melanjutkan aktivitas pemantauan dan penguatan kesehatan  mental para WBP di LP Tangerang ini, jelas dia.
   
"Melibatkan organisasi masyarakat sipil dalam suatu program di lembaga pemasyarakatan akan dapat membantu menciptakan dan menjaga hubungan sehat antar WBP dan dengan lingkungan di luar lembaga pemasyarakatan, mengurangi efek buruk atas kendala terbatasnya fasilitas di dalam penjara, dan turut berpengaruh dalam memperbaiki suasana di dalam lembaga pemasyarakatan," kata James.
   
FIHRRST bersama Jurusan Psikologi Universitas BINUS, Yayasan TIFA, dan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Tangerang, mengadakan kuliah umum di Univesitas BINUS. Hadir sebagai pembicara diantaranya James Kallman dan Tequila Bester  (FIHRRST), Rita Eriani dan dr Nuning Sukma (LP Perempuan Tangerang), Darmawan Triwibowo (TIFA Foundation), dan Dr Istiani (Psikologi BINUS). 
   
"Proyek ini sangat baik untuk pembinaan kesehatan mental di lapas, apalagi karena lapas tidak
memiliki tenaga psikolog. Dengan adanya program ini, setidaknya WBP dapat secara mandiri
mengatasi masalah, baik untuk pribadi maupun teman sesama WBP. Pelatihan yang diberikan untuk
petugaspun melatih mereka menumbuhkan rasa empati dan kepedulian saat menangani WBP yang
memiliki masalah psikologis," kata dr Nuning Sukma, dokter medis di LP Perempuan Tangerang.
   
Sedangkan Direktur Eksekutif Yayasan TIFA, Darmawan Triwibowo, dalam pidato kuncinya  mengatakan perbaikan kualitas pelayanan sistem lembaga pemasyarakatan adalah langkah penting yg tidak bisa ditunda lagi. Negara harus hadir, namun ada kalanya negara perlu untuk tidak sendirian hadir. 
   
"TIFA melihat pentingnya kerjasama antara negara dan aktor non-negara untuk terus ditumbuhkan," ujar dia..
 

Pewarta: Ganet Dirgantara

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018