Lebak (Antaranews Banten) - Tangkapan nelayan pesisir selatan Kabupaten Lebak, Banten, sejak tiga terakhir kembali meningkat sehubungan cuaca di Perairan Samudera Hindia relatif normal.
"Meningkatnya tangkapan itu tentu pendapatan retribusi terjadi kenaikkan," kata Kepala Bidang Peningkatan Kapasitas Nelayan Kecil pada Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Hasan Lubis saat dihubungi di Lebak, Kamis.
Pencapaian retribusi di Pendaratan Pangkalan Ikan (PPI) Binuangeun dan 10 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) terealisasi sekitar 62 persen dari target Rp900 juta.
Padahal, sebelumnya pendapatan retribusi di bawah 50 persen akibat cuaca buruk melanda Perairan Samudera Hindia.
Pendapatan tangkapan meningkat tentu berdampak pada kesejahteraan masyarakat pesisir.
Selama ini, masyarakat pesisir itu mengandalkan ekonomi mereka dari hasil produksi tangkapan.
Produksi tangkapan ikan,selain dijual ke pasar juga dikelola menjadi aneka kerajinan, seperti abon ikan, baso ikan dan kerupuk ikan.
"Kami berharap cuaca normal dan target retribusi bisa terealisasi 100 persen," ujarnya menjelaskan.
Menurut Hasan, pemerintah terus melakukan intervensi terhadap usaha nelayan dengan menyalurkan aneka bantuan mulai alat tangkap juga armada kapal.
Penyaluran bantuan itu guna meningkatkan produksi tangkapan nelayan sehingga mendongkrak pertumbuhan ekonomi nelayan.
Saat ini, jumlah tangkapan nelayan meningkat dari sebelumnya 150 ton kini mejadi 250 ton per bulan.
Kebanyakan tangkapan ikan itu jenis tongkol, layur, cakalang, dan baby tuna.
"Semua tangkapan ikan itu dipasarkan untuk kebutuhan masyarakat Banten," katanya.
Ia mengatakan, saat ini transaksi pelelangan ikan di PPI dan TPI di Kabupaten Lebak ramai dipadati pembeli hingga luar daerah.
Mereka para pembeli ikan itu untuk dipasok ke sejumlah pasar tradisional juga bahan baku produksi kerajinan ikan laut.
"Kami mendorong nelayan terus meningkatkan produksi tangkapan sehingga bisa memenuhi kebutuhan pasar," katanya.
Baca juga: Tangkapan Ikan Laut Di Lebak Turun
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018
"Meningkatnya tangkapan itu tentu pendapatan retribusi terjadi kenaikkan," kata Kepala Bidang Peningkatan Kapasitas Nelayan Kecil pada Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Hasan Lubis saat dihubungi di Lebak, Kamis.
Pencapaian retribusi di Pendaratan Pangkalan Ikan (PPI) Binuangeun dan 10 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) terealisasi sekitar 62 persen dari target Rp900 juta.
Padahal, sebelumnya pendapatan retribusi di bawah 50 persen akibat cuaca buruk melanda Perairan Samudera Hindia.
Pendapatan tangkapan meningkat tentu berdampak pada kesejahteraan masyarakat pesisir.
Selama ini, masyarakat pesisir itu mengandalkan ekonomi mereka dari hasil produksi tangkapan.
Produksi tangkapan ikan,selain dijual ke pasar juga dikelola menjadi aneka kerajinan, seperti abon ikan, baso ikan dan kerupuk ikan.
"Kami berharap cuaca normal dan target retribusi bisa terealisasi 100 persen," ujarnya menjelaskan.
Menurut Hasan, pemerintah terus melakukan intervensi terhadap usaha nelayan dengan menyalurkan aneka bantuan mulai alat tangkap juga armada kapal.
Penyaluran bantuan itu guna meningkatkan produksi tangkapan nelayan sehingga mendongkrak pertumbuhan ekonomi nelayan.
Saat ini, jumlah tangkapan nelayan meningkat dari sebelumnya 150 ton kini mejadi 250 ton per bulan.
Kebanyakan tangkapan ikan itu jenis tongkol, layur, cakalang, dan baby tuna.
"Semua tangkapan ikan itu dipasarkan untuk kebutuhan masyarakat Banten," katanya.
Ia mengatakan, saat ini transaksi pelelangan ikan di PPI dan TPI di Kabupaten Lebak ramai dipadati pembeli hingga luar daerah.
Mereka para pembeli ikan itu untuk dipasok ke sejumlah pasar tradisional juga bahan baku produksi kerajinan ikan laut.
"Kami mendorong nelayan terus meningkatkan produksi tangkapan sehingga bisa memenuhi kebutuhan pasar," katanya.
Baca juga: Tangkapan Ikan Laut Di Lebak Turun
Editor : Ganet Dirgantara
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018