Oleh Ganet Dirgantoro
Jakarta (Antaranews Banten) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan produk-produk baru terutama untuk menjangkau kalangan yang selama ini belum terjangkau pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
"Kerja sama terus dilaksanakan, terakhir kami kerja sama dengan pemerintah, akademisi, dan pelaku untuk pengembangan pembiayaan KPR mikro," kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono di Jakarta, Sabtu, dalam ajang Indonesia Property Expo 2018 tanggal 22-30 September 20118.
Salah satu yang telah direalisasikan adalah menjalin kerja sama dengan pembeli dari yang berasal dari kalanganan berpendapatan tidak tetap seperti komunitas penjual martabak dan pengendara ojek agar memiliki akses KPR untuk membeli rumah, jelas Maryono.
Maryono berbagai kerja sama yang dilaksanakan tersebut merupakan bagian dari komitmen Bank BTN untuk mendukung target pembangunan sejuta rumah yang menjadi target pemerintah.
"Dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) mengikuti peraturan Otoritas Jasa Keungan (OJK) serta kebijakan Bank Indonesia yang lebih ringan membuat BTN lebih leluasa dalam menyalurkan KPR dengan uang muka dan bunga terjangkau," jelas Maryono.
Maryono mengataan dengan berbagai regulasi yang digulirkan pemerintah dan Bank Indonesia saat ini membuat konsumen akan lebih mudah dan mampu dalam membeli rumah.
Sedangkan di tempat yang sama Dirjen Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Lana Winayanti mengharapkan pembangunan rumah dengan harga terjangkau tetap memperhatikan aspek kualitas.
Lana menunjukan contoh saat gempa di Lombok beberapa waktu menunjukkan aspek kualitas belum diperhatikan dalam membangun rumah, ketika bencana terjadi banyak bangunan rumah tinggal yang roboh rata dengan tanah.
"Yang namanya rusak itu sudah biasa, tetapi yang terjadi di Lombok itu roboh, ambruk, dan lain sebagainya," ujar Lana.
Dalam ajang IPEX 2018, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga mengumumkan pemenang lomba nasional desain rumah subsidi untuk kategori rumah tapak dan rumah susun masing-masing 10 pemenang.
Lana mengatakan tujuannya digelarnya lomba semacam itu karena desain untuk rumah subsidi baik rumah tapak maupun rumah susun selama ini tidak pernah mempertimbangkan desain, kearifan lokal, teknis, kebaruan, dan lingkungan.
"Selama ini desain rumah subisidi hanya itu-itu saja untuk itu kami lombakan agar pengembang dapat lebih memiliki variasi model dan tipe untuk rumah subsidi ke depannya," ujar dia.
Lana mengatakan kalau pekerjaan rumah yang harus digarap untuk membangunkan hunian bagi masyarakat masih sangat banyak termasuk untuk mengejar kesejangan rumah yang tersedia dengan demand di masyarakat atau dikenal dengan istilah "backlog".
Sedangkan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJ), Wimboh Santoso mengatakan, peran OJK dalam pembiayaan rumah adalah melaksanakan pengawasan agar program pembangunan sejuta rumah berjalan dengan baik.
Wimboh mengatakan, BTN mendapat mandat dari pemerintah untuk menjalan program pembiayaan rumah subsidi dan bukan subsidi yang merupakan program wajib untuk mensejahterakan masyrakat.
"Sekalipun BTN mendapatkan mandat untuk menyediakan rumah bagi masyarakat, tetapi sebagai perbankan juga tetap harus memperhatikan prinsip kehati-hatian (prundential)," ujar Wimboh berpesan.
Baca juga: BTN Targetkan Kredit Baru Melalui IPEX 2018
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018
Jakarta (Antaranews Banten) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan produk-produk baru terutama untuk menjangkau kalangan yang selama ini belum terjangkau pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
"Kerja sama terus dilaksanakan, terakhir kami kerja sama dengan pemerintah, akademisi, dan pelaku untuk pengembangan pembiayaan KPR mikro," kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono di Jakarta, Sabtu, dalam ajang Indonesia Property Expo 2018 tanggal 22-30 September 20118.
Salah satu yang telah direalisasikan adalah menjalin kerja sama dengan pembeli dari yang berasal dari kalanganan berpendapatan tidak tetap seperti komunitas penjual martabak dan pengendara ojek agar memiliki akses KPR untuk membeli rumah, jelas Maryono.
Maryono berbagai kerja sama yang dilaksanakan tersebut merupakan bagian dari komitmen Bank BTN untuk mendukung target pembangunan sejuta rumah yang menjadi target pemerintah.
"Dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) mengikuti peraturan Otoritas Jasa Keungan (OJK) serta kebijakan Bank Indonesia yang lebih ringan membuat BTN lebih leluasa dalam menyalurkan KPR dengan uang muka dan bunga terjangkau," jelas Maryono.
Maryono mengataan dengan berbagai regulasi yang digulirkan pemerintah dan Bank Indonesia saat ini membuat konsumen akan lebih mudah dan mampu dalam membeli rumah.
Sedangkan di tempat yang sama Dirjen Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Lana Winayanti mengharapkan pembangunan rumah dengan harga terjangkau tetap memperhatikan aspek kualitas.
Lana menunjukan contoh saat gempa di Lombok beberapa waktu menunjukkan aspek kualitas belum diperhatikan dalam membangun rumah, ketika bencana terjadi banyak bangunan rumah tinggal yang roboh rata dengan tanah.
"Yang namanya rusak itu sudah biasa, tetapi yang terjadi di Lombok itu roboh, ambruk, dan lain sebagainya," ujar Lana.
Dalam ajang IPEX 2018, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga mengumumkan pemenang lomba nasional desain rumah subsidi untuk kategori rumah tapak dan rumah susun masing-masing 10 pemenang.
Lana mengatakan tujuannya digelarnya lomba semacam itu karena desain untuk rumah subsidi baik rumah tapak maupun rumah susun selama ini tidak pernah mempertimbangkan desain, kearifan lokal, teknis, kebaruan, dan lingkungan.
"Selama ini desain rumah subisidi hanya itu-itu saja untuk itu kami lombakan agar pengembang dapat lebih memiliki variasi model dan tipe untuk rumah subsidi ke depannya," ujar dia.
Lana mengatakan kalau pekerjaan rumah yang harus digarap untuk membangunkan hunian bagi masyarakat masih sangat banyak termasuk untuk mengejar kesejangan rumah yang tersedia dengan demand di masyarakat atau dikenal dengan istilah "backlog".
Sedangkan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJ), Wimboh Santoso mengatakan, peran OJK dalam pembiayaan rumah adalah melaksanakan pengawasan agar program pembangunan sejuta rumah berjalan dengan baik.
Wimboh mengatakan, BTN mendapat mandat dari pemerintah untuk menjalan program pembiayaan rumah subsidi dan bukan subsidi yang merupakan program wajib untuk mensejahterakan masyrakat.
"Sekalipun BTN mendapatkan mandat untuk menyediakan rumah bagi masyarakat, tetapi sebagai perbankan juga tetap harus memperhatikan prinsip kehati-hatian (prundential)," ujar Wimboh berpesan.
Baca juga: BTN Targetkan Kredit Baru Melalui IPEX 2018
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018