Lebak (Antaranews Banten) - Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menyambut kedatangan peserta forum pertanahan atau Global Land Forum (GLF) 2018 dari 18 negara untuk mengunjungi hutan adat Kasepuhan Karang, Desa Jagaraksa, Kecamatan Muncang.
     
"Kunjungan peserta GLF berdampak positif untuk mempromosikan Lebak ke dunia," katanya di Lebak, Jumat.
     
Selama ini, wilayah Kabupaten Lebak memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah juga memiliki nilai jual untuk mendatangkan investor asing.
     
Bahkan, potensi wisata masuk luar biasa diantaranya wisata budaya masyarakat Badui dan Pantai Sawarna.
     
Karena itu, pihaknya berharap kedatangan peserta GLF bisa membawa manfaat untuk kemajuan Kabupaten Lebak.
     
"Kita bangga Lebak bisa dikunjungi peserta GLF itu," katanya.
     
Menurut Bupati, peserta itu berasal dari berbagai kalangan dan unsur antara lain organisasi masyarakat sipil, organisasi pembangunan internasional, badan-badan di bawah naungan Perserikatan Bangsa-bangsa, masyarakat adat, organisasi nelayan, organisasi petani, organisasi nelayan, pakar, akademisi, dan lembaga pemerintahan.
     
GLF 2018 akan membahas  berbagai persoalan pertanahan, reforma agraria, pembangunan perdesaan,kedaulatan pangan,  dan masyarakat adat.
     
Selain itu, dibicarakan juga persoalan perempuan, nelayan, hak asasi manusia dan perubahan iklim.
     
"Kami berharap para peserta dalam diskusi itu berjalan lancar," katanya.
   
Direktur Rimbawan Muda Indonesia, Mardatilah mengatakan Kabupaten Lebak sebagai salah satu tujuan delegasi GLF karena berhasil mempelopori pengakuan atas masyarakat adat di tingkat nasional yang sekaligus menjadi dasar penetapan Hutan Adat Kasepuhan Karang.
     Saat ini, hutan adat kesepuhan menjadi hak komunal masyarakat Desa Jagaraksa,katanya.

Baca juga: Kota Tangerang Jadi Bagian Kota Layak Anak Dunia

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018