Jakarta (Antaranews Banten) - Direktur PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), Maryono mengatakan melalui Indeks Harga Rumah (IHR) masyarakat dapat memantau  dengan harga tersebut apakah sudah sesuai dengan kualitasnya.
   
"Saya optimistis hadirnya IHR tidak hanya bermanfaat bagi pemerintah dan pengembang perumahan, tetapi juga masyarakat yang ingin membeli rumah," kata Maryono dalam peluncuran BTN House Price Index di Jakarta, Kamis.
   
Berbeda dengan Indeks yang disajikan institusi lain, House Price Index atau HPI yang diracik tim riset Housing Finance Center (HFC) Bank BTN memberikan gambaran yang lebih rinci mengenai tren pertumbuhan harga rumah yang lebih akurat dengan metode matched sales menggunakan data penyaluran KPR Bank BTN di seluruh wilayah di Indonesia.
   
IHR BTN menggunakan data harga rumah yang dipakai yakni saat terjadi transaksi jual beli  (real), dengan demikian lebih dapat dipertanggungjawabkan akurasinya, jelas Maryono.
   
Apalagi, ujar dia, BTN saat ini menguasai  37 persen pangsa pasar pembiayaan rumah dengan kantor cabang di seluruh Indonesia untuk IHR ini yang dipergunakan untuk rumah tipe 21-36, 40, dan 70.
   
Indeks ini juga menyajikan data yang lebih valid dibandingkan dengan indek lain yang seringkali dikeluarkan lembaga yang tidak dapat dipertanggungjawabkan datanya.
   
Dengan metode yang sudah dimodifikasi, tim riset HFC BTN bekerjasama dengan InterCAFE  IPB memaparkan, dihitung dengan menggunakan tahun dasar Januari 2014, HPI nasional terus menanjak, data per Juni 2018 Indeks Harga Properti Nasional tercatat mencapai 155,26 dengan pertumbuhan 7,23 persen (year on year/ yoy). 
   
HPI secara nasional tersebut meningkat dibandingkan Juni 2017 yang sebesar 145,15 dan lebih tinggi dibandingkan Juni 2016 yang mencapai 135,22. 
   
Berdasarkan olahan data Bank BTN, tercatat Indeks Harga Rumah tipe kecil yaitu 21-36 sejak Januari 2014 mencapai indeks tertinggi yaitu 167,74 dibandingkan tipe 45 dan 70 yang masing-masing mencatatkan HPI sebesar 143,97 dan 141,20. 
   
"Hal ini menggambarkan bahwa permintaan untuk rumah kecil lebih tinggi dibandingkan tipe rumah yang lebih luas, kemungkinan ini juga terkait dengan daya beli masyarakat dan permintaan dari masyarakat kelas menengah ke bawah,” kata Maryono.
   
Sementara itu empat provinsi yang berada di atas HPI nasional berturut-turut tercatat di Provinsi Kepulauan Riau dengan angka 215,43, sementara posisi kedua tertinggi adalah DKI Jakarta dengan indeks 189,2, selanjutnya provinsi Jawa Timur dengan angka indeks 173,34 dan posisi ke empat adalah Provinsi Banten dengan indeks 156,8.  
   
"HPI di Kepulauan Riau rata-rata pertumbuhannya sebesar 20,09 persen  didorong perkembangan properti di Batam yang terus meningkat seiring dengan kenaikan harga rumah, tidak heran Batam menjadi  kabupaten yang mencatatkan  HPI sebesar 223,76 tertinggi kedua setelah kabupaten Jember di Jawa Timur yang mencapai 229,4," kata Maryono.
   
Kedepan, Maryono memproyeksikan HPI akan terus meningkat meski pertumbuhan harga rumah cenderung melambat karena faktor supply dan demand, tingkat suku bunga kredit dan ketersediaan properti.  
   
Namun demikian, Maryono menilai permintaan rumah masih cukup tinggi di provinsi yang padat penduduk seperti di Jawa Tengah dan Jawa Timur karena backlog masih tinggi.
   
Maryono juga memberikan catatan rumah tipe kecil (21 dan 36) mengalami kenaikan harga tertinggi hal ini terjadi karena permintaan tipe rumah seperti itu masih sangat besar.
   
Selain itu konsentrasi pembangunan perumahan terbesar masih berada di sepuluh kota besar di Indonesia, ungkap Maryono.

Pewarta: Ganet Dirgantara

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018