Lebak (Antaranews Banten) - Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun)  Kabupaten Lebak, Provinsi Banten akan meremajakan 730 hektare  tanaman perkebunan kelapa sawit dengan menyalurkan bantuan benih kepada kelompok petani plasma.
     
"Peremajaan itu guna mendongkrak produktivitas komoditas kelapa sawit," kata Kepala Distanbun Kabupaten Lebak Dede Supriatna saat sosialisasi penerimaan benih kelapa sawit di Lebak, Sabtu.
     
Penyaluran bantuan benih itu untuk melakukan peremajaan karena banyak perkebunan kelapa sawit milik petani kurang produktif akibat usia tanam sudah tua hingga rata-rata 25 sampai 30 tahun.
     
Produktivitas kelapa sawit yang sudah tua mencapai empat ton per hektare,sehingga petani tidak menikmati keuntungan karena biaya perawatan cukup tinggi. 
     
Namun, jika dilakukan peremajaan bisa menghasilkan produktivitas mencapai sembilan ton per hektare.
     
Selama ini, ujar Dede, Kabupaten Lebak juga penghasil komoditas kelapa sawit terbesar di Provinsi Banten.
     
Pemerintah daerah menyalurkan bantuan peremajaan seluas 730 hektare benih kelapa sawit tersebar di Kecamatan Banjarsari, Gunungkencana, Malingping, Cigemblong, Cijaku dan Panggarangan.
     
Saat ini, petani plasma kelapa sawit cukup membantu pemerintah,terutama penyerapan lapangan pekerjaan juga pertumbuhan ekonomi.
     
"Kami berharap bantuan penyaluran benih kelapa sawit dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
     
Menurut Dede, selama ini perkebunan kelapa sawit menjadikan primadona pendapatan tetap petani, selain membudidaya tanaman pangan dan palawija.
     
Bahkan, areal perkebunan kelapa sawit milik petani plasma hingga mencapai ribuan hektare.
     
Mereka menjual komoditas kelapa sawit bermitra dengan PT Perkebunan Nusantara VIII Kertajaya yang ada di Kecamatan Banjarsari.
     
Harga tandan buah segar (TBS) ditampung perusahaan dengan harga bervariasi antara Rp1.300 sampai Rp1.500 per Kg.
     
"Kami optimistis peremajaan kelapa sawit itu dipastikan tiga tahun ke depan bisa menumbuhkan ekonomi petani," katanya.
     
Ujang (60) seorang petani mengaku dirinya sangat lega setelah mendapat bantuan peremajaan dengan menerima benih seluas dua kelapa sawit hektare dari pemerintah daerah.
     
"Kami sudah 45 tahun menggeluti usaha perkebunan kelapa sawit dan bisa membangun rumah serta menyekolah anak-anak," katanya.
     
Maman (50) seorang petani plasma kelapa sawit warga Kecamatan Cijaku Kabupaten Lebak mengaku saat ini harga TBS terus bergerak naik.
     
Permintaan CPO kini cukup tinggi untuk kebutuhan konsumsi masyarakat, perusahaan agen maupun industri.
     
"Semua petani plasma di sini ditampung oleh PTPN VIII Kertajaya untuk diproduksi menjadi CPO," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018