Jakarta (Antaranews) - Multi Inti Sarana (MIS) Group mengembangkan layanan finansial melalui MIS Financial Service yang menaungi bisnis multifinance, fintech, dan koperasi.
"Mencari dana itu gampang, tetapi bagaimana melakukan pembiayaan dengan tingkat risiko rendah, itu yang jadi tantangan. Itu yang paling penting," kata Chairman MIS Group Tedy Agustiansjah di Jakarta, Kamis.
Menurut Tedy pendanaan hanya masalah biaya, tetapi risiko bukan di situ, ketika dana itu dipinjamkan kembali, baik kepada perorangan atau perseroan supaya bisa membayar kembali dengan tingkat kemacetan rendah, itu yang sangat rumit.
Tedy mantan Direktur Operasional & Treasury Bank Dewa Rutji ini mengatakan salah satu layanan finansial yang tengah dikembangkan adalah Pracico Multi Finance dimana dirinya ditunjuk sebagai CEO.
Pracico Multi Finance, dikenal sebagai perusahaan pembiayaan transportasi massal dan transportasi sampah di sektor pemerintahan. Tetapi Pracico Multi Finance (PMF) juga memberikan layanan pembiayaan untuk perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara yang membutuhkan bus dan truk.
Selain pembiayaan, MIS Financial Services juga menaungi usaha koperasi yaitu Pracico Inti Sejahtera (koperasi simpan pinjam) dan Pracico Inti Utama (kospin dan pembiayaan syariah).
Tedy mengakui untuk koperasi ini semuanya wajib anggota, penyetor dana maupun peminjam semuanya menjadi anggota. Keanggotaan koperasi ini akan diberikan kartu anggota dalam bentuk aplikasi, yang salah satu kegunaanya untuk free entry lounge bandara dan tempat lain yang sedang dikembangkan.
Koperasi yang didirikan awal 2018 ini memberikan pinjaman, dengan target pasar orang-orang yang perlu dana darurat dan memiliki aset berupa rumah atau ruko yang akan digunakan sebagai agunan.
Diakui Tedy saat ini Koperasi Pracico bisa memberikan pinjaman sekitar Rp 750juta - Rp 2 miliar, dengan bunga atau bagi hasil setara 3 persen per bulan.
"Dengan anggota sekitar 100 orang, saat ini koperasi PIS mengelola sekitar Rp 250 miliar, sedangkan PIU dengan anggota sekitar 200-250 orang, dana yang dikelolanya sekitar Rp400 miliar," ujar Tedy.
Tedy menambahkan kehadiran koperasi ini banyak mendapat sambutan bagus dari masyarakat, hal ini ditandai dengan munculnya marketing gallery di beberapa daerah seperti Cirebon, Surabaya, Balikpapan, Medan, Pontianak, dan Tanjung Pinang.
"Hingga saat ini, dana yang dikucurkan untuk pembiayaan dan simpan pinjam koperasi sekitar Rp500 miliar dan target akhir tahun sekitar Rp1 triliun," kata Tedy.
Pracico tidak menutup kemungkinan merambah ke bisnis jasa keuangan lainnya seperti asuransi, aset management, dan lain-lain beberapa tahun mendatang.
Mengingat saat ini Pracico sedang melakukan konsolidasi di berbagai bidang seperti IT, System, dan SDM untuk melakukan lompatan besar tahun 2019, melalui pembiayaan dan pinjaman kredit koperasi lebih besar lagi.
Baca juga: BTN - ITB Kembangkan Housing Finance Centre
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018
"Mencari dana itu gampang, tetapi bagaimana melakukan pembiayaan dengan tingkat risiko rendah, itu yang jadi tantangan. Itu yang paling penting," kata Chairman MIS Group Tedy Agustiansjah di Jakarta, Kamis.
Menurut Tedy pendanaan hanya masalah biaya, tetapi risiko bukan di situ, ketika dana itu dipinjamkan kembali, baik kepada perorangan atau perseroan supaya bisa membayar kembali dengan tingkat kemacetan rendah, itu yang sangat rumit.
Tedy mantan Direktur Operasional & Treasury Bank Dewa Rutji ini mengatakan salah satu layanan finansial yang tengah dikembangkan adalah Pracico Multi Finance dimana dirinya ditunjuk sebagai CEO.
Pracico Multi Finance, dikenal sebagai perusahaan pembiayaan transportasi massal dan transportasi sampah di sektor pemerintahan. Tetapi Pracico Multi Finance (PMF) juga memberikan layanan pembiayaan untuk perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara yang membutuhkan bus dan truk.
Selain pembiayaan, MIS Financial Services juga menaungi usaha koperasi yaitu Pracico Inti Sejahtera (koperasi simpan pinjam) dan Pracico Inti Utama (kospin dan pembiayaan syariah).
Tedy mengakui untuk koperasi ini semuanya wajib anggota, penyetor dana maupun peminjam semuanya menjadi anggota. Keanggotaan koperasi ini akan diberikan kartu anggota dalam bentuk aplikasi, yang salah satu kegunaanya untuk free entry lounge bandara dan tempat lain yang sedang dikembangkan.
Koperasi yang didirikan awal 2018 ini memberikan pinjaman, dengan target pasar orang-orang yang perlu dana darurat dan memiliki aset berupa rumah atau ruko yang akan digunakan sebagai agunan.
Diakui Tedy saat ini Koperasi Pracico bisa memberikan pinjaman sekitar Rp 750juta - Rp 2 miliar, dengan bunga atau bagi hasil setara 3 persen per bulan.
"Dengan anggota sekitar 100 orang, saat ini koperasi PIS mengelola sekitar Rp 250 miliar, sedangkan PIU dengan anggota sekitar 200-250 orang, dana yang dikelolanya sekitar Rp400 miliar," ujar Tedy.
Tedy menambahkan kehadiran koperasi ini banyak mendapat sambutan bagus dari masyarakat, hal ini ditandai dengan munculnya marketing gallery di beberapa daerah seperti Cirebon, Surabaya, Balikpapan, Medan, Pontianak, dan Tanjung Pinang.
"Hingga saat ini, dana yang dikucurkan untuk pembiayaan dan simpan pinjam koperasi sekitar Rp500 miliar dan target akhir tahun sekitar Rp1 triliun," kata Tedy.
Pracico tidak menutup kemungkinan merambah ke bisnis jasa keuangan lainnya seperti asuransi, aset management, dan lain-lain beberapa tahun mendatang.
Mengingat saat ini Pracico sedang melakukan konsolidasi di berbagai bidang seperti IT, System, dan SDM untuk melakukan lompatan besar tahun 2019, melalui pembiayaan dan pinjaman kredit koperasi lebih besar lagi.
Baca juga: BTN - ITB Kembangkan Housing Finance Centre
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018