Jakarta (Antara News) - BTN - ITB menjalin kerja sama khususnya dibidang riset untuk mengembangkan Housing Finance Centre sebagai upaya mencari terobosan dalam pemenuhan kebutuhan rumah bagi masyarakat.

"Lingkup kerja sama meliputi program pelatihan, konsultasi, serta riset dibidang pengembangan dan pembiayaan perumahan," kata Direktur Utama BTN, Maryono menjelaskan kerja sama tersebut di Jakarta, Selasa.

Maryono mengungkapkan sekalipun BTN sudah banyak berkontribusi dalam melakukan inovasi pemenuhan kebutuhan rumah, namun disisi lain masih membutuhkan dukungan pihak-pihak untuk dapat menyempurnakan dari apa yang sudah dilakukan selama ini. 

"Kami ingin mengajak dunia pendidikan mengambil peran dengan cara memunculkan ide, gagasan, serta solusi bagaimana pengadaan rumah untuk rakyat dapat terus ditingkatkan," ujar Maryono. 

Kerja sama kedua institusi tersebut dituangkan ke dalam MOU yang ditandatangani Maryono dengan Dekan Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB, Sudarso Kaderi Wiryono.

BTN Hosing Finance Centre (HFC) diharapkan  memiliki modul pelatihan dan pembelajaran pembiayaan property dengan kualitas lebih dan teruji, jelas Maryono. 

"Kami yakin SBM ITB akan banyak memberikan peran sesuai dengan kompetensi yang dimilki oleh lembaga pendidikan tersebut. Sinergi ini yang kami harapkan akan menjadi sumbangan bagi negeri dalam pengembangan masa depan rumah rakyat Indonesia, ujar Maryono tegas.

Maryono mengatakan sebagai bank terdepan dalam pembiayaan perumahan di Indonesia kami ingin agar BTN HFC menjadi motor penggerak dan pusat referensi properti di Indonesia. 

"Sesuai dengan tujuan didirikannya BTN HFC, diharapkan akan menjadi pengelola pusat pembelajaraan perbankan dan riset  perumahan yang profesional dan terkemuka di Indonesia," ujar dia

Ketimpangan perumahan di Indonesia terjadi di sisi supply dan demand. Tingginya permintaan tidak  berbanding lurus dengan ketersediaan rumah, ungkap Maryono. 

Faktor penyebabnya juga  beragam, jelas dia, mulai dari keterbatasan lahan, kebijakan yang kurang efektif, kemampuan pelaku usaha, serta mahalnya pasokan bahan baku menjadi aspek yang menghambat penyediaan rumah. 

"Kami ingin semua permasalahan terkait dengan pembiayaan perumahan dapat diberikan solusi melalui HFC," ujar Maryono. 

Bank BTN tetap konsisten terhadap bisnis intinya dibidang pembiayaan perumahan. Berdasarkan data Triwulan II 2015  porsi pembiayaan pada kredit perumahan masih mendominasi dengan komposisi 89,52 persen atau sebesar Rp112,903 triliun dari total kredit yang disalurkan sebesar Rp126,125 triliun. Sementara sisanya yang sebesar 10,48 persen atau sebesar Rp13,223 triliun disalurkan untuk pembiayaan kredit non perumahan. 

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015