Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) wilayah Banten dan program studi ilmu komunikasi pendidikan jarak jauh (PJJ) Universitas Pelita Harapan (UPH) menggelar kelas sekolah kebangsaan, berupa pelatihan digital bagi pelajar soal penginderaan hoaks untuk pemilu.
Penanggung jawab pelaksana sekolah kebangsaan wilayah Banten Herman Purba di Tangerang Rabu mengatakan pelatihan ini bertujuan mengedukasi pemilih pemula tentang pentingnya literasi digital khususnya dalam menyambut Pilkada 2024.
Melalui program ini, para pelajar yang terdaftar sebagai pemilih pemula diharapkan dapat memilah dengan baik informasi yang beredar di internet, sehingga terhindar dari hoaks pemilu.
"Kami juga mendorong partisipasi dan keterlibatan para peserta dalam proses pemilu maupun pilkada yang akan datang baik, terutama mampu menjadi contoh yang positif baik di tengah masyarakat maupun di ruang digital," kata Herman usai kegiatan di SMA Katolik Mater Dei Pamulang, Tangerang Selatan.
Baca juga: Pemkot Tangerang ajak ormas siapkan kader jadi pemilih aktif di Pilkada
Kegiatan yang diikuti 107 siswa kelas 12 SMA Katolik Mater Dei Pamulang, didukung juga oleh Google.org serta Love Frankie sebagai mitra pelaksana melalui program Tular Nalar 3.0.
Herman menambahkan, kegiatan ini juga ditujukan untuk mempersiapkan pelajar agar dapat memahami proses dan prosedur pemilihan umum serta tatanan demokrasi yang ada di Indonesia.
Kemudian mengidentifikasi hoaks politik di media sosial, berfikir kritis, memahami sanksi-sanksi terkait penyebaran hoaks dan juga memanfaatkan teknologi untuk mengawal demokrasi. "Serta juga membatasi ruang gelar penyebaran hoaks politik di ruang digital," katanya.
Baca juga: KPU Kota Tangerang, ada 1.956 pemilih di lima Lapas
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Katolik Mater Dei Pamulang Tuty Lucia menyambut baik pelaksanaan program sekolah kebangsaan yang diharapkan mampu menjadi bekal bagi para siswa-siswi untuk menghadapi berbagai informasi yang bertebaran di media sosial terkait dengan proses pemilihan kepala daerah 2024.
“Momen pilkada serentak di tahun 2024 ini menjadi sangat penting bagi para siswa-siswi kami karena ini merupakan kesempatan pertama mereka untuk memilih calon pemimpin yang dianggap cocok untuk membangun daerahnya menjadi lebih baik. Kami berharap siswa-siswi kami dapat terhindar dari penyebaran hoaks dan memanfaatkan media sosial yang dimiliki untuk kepentingan-kepentingan yang positif," kata dia.
Ketua Program Studi (Kaprodi) PJJ Ilmu Komunikasi UPH Azalia Gerungan berharap peserta pelatihan Sekolah Kebangsaan untuk dapat menjadi menjadi agen-agen perubahan dalam menebar informasi positif dan menyuarakan kebenaran.
“Kami berharap dapat membantu siswa-siswi untuk dapat memahami potensi dan isu negatif yang mungkin akan bertebaran selama masa pilkada serentak tahun ini. Sehingga, mampu membentengi dirinya dan juga orang-orang di sekitarnya dari bahaya hoaks politik terutama di media sosial," kata dia.
Baca juga: Lapas Rangkasbitung kolaborasi dengan KPU Lebak siap sukseskan Pilkada
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
Penanggung jawab pelaksana sekolah kebangsaan wilayah Banten Herman Purba di Tangerang Rabu mengatakan pelatihan ini bertujuan mengedukasi pemilih pemula tentang pentingnya literasi digital khususnya dalam menyambut Pilkada 2024.
Melalui program ini, para pelajar yang terdaftar sebagai pemilih pemula diharapkan dapat memilah dengan baik informasi yang beredar di internet, sehingga terhindar dari hoaks pemilu.
"Kami juga mendorong partisipasi dan keterlibatan para peserta dalam proses pemilu maupun pilkada yang akan datang baik, terutama mampu menjadi contoh yang positif baik di tengah masyarakat maupun di ruang digital," kata Herman usai kegiatan di SMA Katolik Mater Dei Pamulang, Tangerang Selatan.
Baca juga: Pemkot Tangerang ajak ormas siapkan kader jadi pemilih aktif di Pilkada
Kegiatan yang diikuti 107 siswa kelas 12 SMA Katolik Mater Dei Pamulang, didukung juga oleh Google.org serta Love Frankie sebagai mitra pelaksana melalui program Tular Nalar 3.0.
Herman menambahkan, kegiatan ini juga ditujukan untuk mempersiapkan pelajar agar dapat memahami proses dan prosedur pemilihan umum serta tatanan demokrasi yang ada di Indonesia.
Kemudian mengidentifikasi hoaks politik di media sosial, berfikir kritis, memahami sanksi-sanksi terkait penyebaran hoaks dan juga memanfaatkan teknologi untuk mengawal demokrasi. "Serta juga membatasi ruang gelar penyebaran hoaks politik di ruang digital," katanya.
Baca juga: KPU Kota Tangerang, ada 1.956 pemilih di lima Lapas
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Katolik Mater Dei Pamulang Tuty Lucia menyambut baik pelaksanaan program sekolah kebangsaan yang diharapkan mampu menjadi bekal bagi para siswa-siswi untuk menghadapi berbagai informasi yang bertebaran di media sosial terkait dengan proses pemilihan kepala daerah 2024.
“Momen pilkada serentak di tahun 2024 ini menjadi sangat penting bagi para siswa-siswi kami karena ini merupakan kesempatan pertama mereka untuk memilih calon pemimpin yang dianggap cocok untuk membangun daerahnya menjadi lebih baik. Kami berharap siswa-siswi kami dapat terhindar dari penyebaran hoaks dan memanfaatkan media sosial yang dimiliki untuk kepentingan-kepentingan yang positif," kata dia.
Ketua Program Studi (Kaprodi) PJJ Ilmu Komunikasi UPH Azalia Gerungan berharap peserta pelatihan Sekolah Kebangsaan untuk dapat menjadi menjadi agen-agen perubahan dalam menebar informasi positif dan menyuarakan kebenaran.
“Kami berharap dapat membantu siswa-siswi untuk dapat memahami potensi dan isu negatif yang mungkin akan bertebaran selama masa pilkada serentak tahun ini. Sehingga, mampu membentengi dirinya dan juga orang-orang di sekitarnya dari bahaya hoaks politik terutama di media sosial," kata dia.
Baca juga: Lapas Rangkasbitung kolaborasi dengan KPU Lebak siap sukseskan Pilkada
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024