Jakarta (Antaranews Banten) - PT Pelabuhan Indonesia 1 (Pelindo 1) saat ini tengah mencari mitra operator untuk pelabuhan serba guna (multi purpose terminal)  Kuala Tanjung di Sumatra Utara yang akan segera beroperasi di tahun 2018.
   
"Yang melamar banyak banget, lebih dari delapan surat pernyataan minat yang sudah kami terima diantaranya berasal dari negara  Qatar, Arab Saudi, Filipina, Perancis, Jepang, China, Hongkong," kata Direktur Utama Pelindo 1, Bambang Eka Cahyana di Jakarta, Jumat.
     
Bambang mengatakan, penetapan operator nantinya akan melalui test seleksi untuk itu telah ditunjuk konsultan yang akan memberikan penilaian baik dari aspek teknis kepelabuhan dan kemaritiman, juga struktur keuangan, dan manajemennya. 
   
"TOR dari konsultan sudah ada di kami tinggal dimintakan persetujuan kepada pemegang saham," kata Bambang.
   
Bambang mengatakan, konsepnya bukan jual saham seperti Pelindo 2, tetapi yang dijual hak operasinya dengan demikian saham dan aset masih dalam kendali Pelindo 1 termasuk kewenangannya. 
   
"Operator yang ditunjuk nantinya harus memiliki Service Level Agreement (SLA) dan Service Level Guarantee. Kalau tidak dipenuhi akan dikasih peringatan 1 dan 2 sebelum akhirnya diputus," jelas Bambang.
   
Bambang melihat pola penjualan hak operasi atas pelabuhan Kuala Tanjung merupakan opsi terbaik dan termudah untuk terminal serba guna, kompensasi finansialnya juga memiliki banyak opsi yang akan ditetapkan konsultan misalnya saja dibayar dimuka atau dibayar tahunan.
   
Terkait pembangunan Kuala Tanjung, Bambang mengatakan saat ini sudah mencapai 100 persen untuk struktur disisi laut meliputi pembanguna dermaga maupun jembatan (trestle) tinggal instalasi peralatan seperti mobile crane, traktor , rak, pipa (untuk curah).
   
Saat ini tengah dikejar pekerjaan mekanikal dan elektrikal yang capaiannya sudah 84 persen, tinggal menunggu "loading arm shipments" yang dijadwalkan tiba di Kuala Tanjung tanggal 20 Juni 2018 untuk memudahkan bongkar muat curah.
   
Bambang juga menjelaskan untuk pekerjaan akses jalan saat ini sudah mencapai 86 persen baik dari sisi darat maupun laut, masih terdapat 2.200 meter persegi di sisi darat yang sedang diselesaikan dengan masyarakat.
   
Bambang membenarkan kalau pembangunan Kuala Tanjung agak mundur dari rencana awal akibat kondisi alam. Awalnya diperkirakan kedalam untuk dermaga 40 sampai 60 meter, tetapi di lapangan ternyata ke dalamnya 60 sampai 80 meter. 
   
"Pekerjaan baru dapat direalisasikan Maret 2018 sehingga pekerjaan lainnya akhirnya juga ikut mundur," ujarnya menjelaskan.
   
Dengan telah dirampungkannya pembangunan Pelabuhan Serbaguna Kuala Tanjung pihaknya tinggal menunggu izin operasi dari Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan mengingat seluruh persyaratan sebagai pelabuhan sudah dipenuhi.
   
Bambang memberikan target Juli 2018 sudah peluncuran perdana (soft launching) untuk bongkar muat kapal kargo, sebelumnya sudah diuji coba untuk disandari kapal mewah jenis cruise, ternyata wisatawan lebih suka berlabuh di lokasi kami untuk berkunjung ke Danau Toba atau melanjutkan ke berbagai tujuan menggunakan pesawat di Kualanamu.    
   
Bambang mengatakan, kapal wisata jenis Cruise ini sudah kelima kalinya berkunjung ke Kuala Tanjung, terkait hal tersebut Pelindo 1 berencana akan mengembangkan dermaga penumpang disebelahnya, pertimbangannya biaya investasinya tidak terlalu besar, serta sudah mendapat  dukungan dari Menteri Pariwisata. ***1***

Baca juga: Pelindo 1 Pastikan Laba Di Atas Rp1 Triliun

Pewarta: Ganet Dirgantara

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018