Serang (Antaranews Banten) - Enam orang pimpinan majelis keagamaan di Provinsi Banten menyampaikan tujuhpernyataan sikap terkait dengan tindakan terorisme berupa bom bunuh diri di sejumlah gereja dan beberapa tempat di Surabaya Jawa Timur yang menimbulkan kerusakan rumah ibadah dan menelan korban jiwa.  
     
"Kami pimpinan Majelis-majelis Agama Provinsi Banten menyampaikan pernyataan sikap diantaranya keprihatinan yang mendalam dan turut berbelasungkawa kepada keluarga korban yang telah kehilangan orang tercinta, mendoakan bagi mereka yang meninggal dunia semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan bagi mereka yang sedang dalam perawatan segera dipulihkan kesehatannya," kata Ketua MUI Provinsi Banten, A M Romli di Aula MUI provinsi Banten, di Serang, Senin.
       
Selain itu, kata Romli pihaknya juga mengecam dengan keras tindakan kejahatan terorisme yang sangat keji dan biadab di luar batas kemanusiaan, yang dilakukan oleh pelaku bom bunuh diri, karena tindakan tersebut bukan ajaran agama bahkan bertentangan dengan ajaran agama manapun. 
     
Kemudian, kata dia, mendukung upaya aparat keamanan dan penegak hukum untuk mengungkap dan menindak tegas dan tuntas kelompok teroris beserta jaringannya yang mengancam keselamatan para pemuka agama dan umat beragama serta rumah ibadatnya.
     
"Menyerukan kepada Kepolisian Republik Indonesia untuk memberi perlindungan secara maksimal kepada para pemuka agama dan umat beragama serta rumah ibadatnya, khususnya di tengah tingginya aktivitas ibadat kaum muslimin di bulan suci Ramadhan dan kegiatan-kegiatan hari besar keagamaan lainnya," katanya.
   
Setelah itu, kata Romly, menyerukan kepada masyarakat Provinsi Banten agar tetap tenang namun waspada seraya terus meningkatkan silaturahmi, mempererat persaudaraan, memperteguh persatuan, menjaga kedamaian, dan memelihara kerukunan. 
     
Bahkan, Romli juga menyerukan kepada masyarakat Provinsi Banten agar meningkatkan kehati-hatian serta menjauhi upaya politisasi atas kejadian tersebut karena akan menimbulkan ketidak nyamanan bagi pihak korban teror.
     
"Kami menyerukan kepada masyarakat Provinsi Banten untuk tidak menyebarluaskan foto dan video korban teror melalui media sosial dan media massa demi menjaga kondusifitas dan kenyamanan kehidupan umat beragama," katanya.
     
Sementara Forum Pimlinan Gereja Katolik Provinsi Banten Romo St Sumardiyo Adipranoto menyampaikan, sebagai pimpinan gereja katolik pihaknya mengutuk aksi pengeboman tersebut. Karena tindakan ini bertentangan dengan agama apapun juga. Apalagi membunuh manusia membubuh binatang saja  itu berosa. 
     
"Makanya kami juga menyebut binatang ini juga sodara seperti sodara kerbau sodara matahari dan yang lainnya. Apalagi membuhuh manausia. Mudah-mudahan dengan peristiwa yang di Surabaya ini membuat kehati-hatian buat kita semua," kata Romo St Sumardiyo. 
       
Majelis Tinggi Agama Konghucu Indoensia Provinsi Banten,  Rudi Gunawijaya menyampaikan duka yang mendalam atas peristiwa teror di Surabaya. Karena tindakan ini merupakan tindakan yang dikutuk dan tidak dibenarkan oleh semua agama.   
     
"Kami prihatin dan belasungkawa korban di Surabaya. Kejadian di Surabaya penderitaan kita semua sebagai umat bergama dan sebagai rakyat Indonesia. Kami terus mempererat rasa persatuan dan kesatuan. Jangan memecah belah umat beragama," kata Rudi. 
     
Pimpinan Majelis mejelis agama Provinsi Banten menyampaikan pernyataan sikap tersebut,  Ketua MUI Banten KH AM Romly, Musyawarah Pimpinan Gereja-gereja. Pdt Benny Halim, Parisadha Hindu Dharma Indonesia Provinsi Banten Ni Ketut Caturwati, Forum Pimpinan Gereja Katolik Romo Sumardiyo Adipranoto, Forum Umat Budha Banten Yahya Santosa dan Mejelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia Ws Rudi Gunawan.

Pewarta: Mulyana

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018