Pandeglang (Antara News Banten) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan pemerintah menawarkan penerapan kurikulum Islam moderat dan toleran guna menangkal paham radikalisme.

"Kita berharap penerapan kurikulum itu terlebih dahulu dilakukan kajian yang mendalam," kata Puan saat mengunjungi pusat Pendidikan Mathla`ul Anwar di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang, Minggu.

Penerapan kurikulum Islam moderat dan toleran atas usulan Grand Syech Imam Besar Al-Azhar Kairo dan Grand Syeh Mukti Kairo, Mesir setelah melaksanakan ibadah umrah belum lama ini.

Namun, sebelum kurikulum itu diterapkan tentu berkaitan agama, sosial dan tokoh-tokoh juga diperlukan masukan-masukan bagaimana kurikulum tersebut.

Apakah kurikulum itu bermanfaat untuk menangkal paham radikalisme sejak dini.

Pihaknya juga nanti akan mengundang Mathla`ul Anwar untuk berdiskusi dan masukan-masukan bagaimana penerapan kurikulum tersebut.

Sebab, usulan Imam Besar Al-Azhar Kairo, Mesir sangat bagus untuk mengedepankan toleransi guna menangkal paham radikalisme.

Apabila, penerapan kurikulum disetujui tentu akan diterapkan jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Universitas.

"Kita tentu memiliki tanggung jawab dan melaksanakan secara gotong royong agar kurikulum itu bermanfaat bagi bangsa dan negara," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi mengatakan penerapan kurikulum Islam moderat dan toleran tetap terlebih dahulu dilakukan pengkajian dengan mengundang para pakar, tokoh agama dan masyarakat.

"Kita mendukung kurikulum itu karena dapat menangkal paham radikalisme," katanya.

Baca juga: Puan: Kuota Haji Indonesia 2018 Capai 221.000 Orang

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018