Hasil studi terkini menunjukkan bahwa penuaan manusia merupakan proses kompleks yang tidak mengikuti pola linier, tetapi mencakup perubahan tubuh dramatis pada usia pertengahan.
Hasil studi yang dipublikasikan di Nature Aging menunjukkan bahwa tubuh manusia mengalami penuaan secara dramatis pada usia 44 dan 60 tahun.
Menurut siaran Medical Daily pada Selasa (20/8), dalam studi tersebut para peneliti mengikuti 108 peserta berusia 25 hingga 75 tahun selama rata-rata 1,7 tahun.
Para peserta penelitian tidak memiliki penyakit kronis, termasuk anemia, penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit psikiatrik, atau menjalani operasi bariatrik.
Peneliti melakukan pengambilan sampel data multi-omik setiap tiga sampai enam bulan selama beberapa tahun hingga maksimal tujuh tahun pada para peserta.
Dalam setiap kunjungan, para peneliti mengumpulkan sampel darah, tinja, usap kulit, usap mulut, dan usap hidung dari para peserta.
Baca juga: Ternyata diskriminasi bisa jadi salah satu faktor percepat penuaan
Ketika para peneliti mengevaluasi penanda molekuler penuaan, mereka mencatat bahwa hanya 6,6 persen dari penanda ini yang menunjukkan perubahan terkait usia secara linier, sementara 81 persen menunjukkan pola non-linier.
Hasil analisis mengungkapkan pola non-linier yang konsisten dalam penanda molekuler penuaan, dengan disregulasi substansial terjadi pada dua periode utama sekitar usia 44 tahun dan 60 tahun menurut para peneliti.
Para peneliti menyakini bahwa penemuan pola penuaan non-linier, dengan perubahan signifikan terjadi sekitar usia 44 dan 60 tahun, bersama dengan wawasan tentang mekanisme molekuler yang mendasari penyakit terkait usia, dapat membuka jalan untuk pengembangan strategi diagnosis dini dan pencegahan kondisi-kondisi ini pada kelompok usia tersebut.
Namun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi dan memperluas temuan baru berkenaan dengan proses penuaan tersebut, termasuk dengan melibatkan kohort yang lebih besar untuk menangkap kompleksitas penuh proses penuaan.
Baca juga: Paparan cahaya smartphone terus menerus sebabkan penuaan kulit
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
Hasil studi yang dipublikasikan di Nature Aging menunjukkan bahwa tubuh manusia mengalami penuaan secara dramatis pada usia 44 dan 60 tahun.
Menurut siaran Medical Daily pada Selasa (20/8), dalam studi tersebut para peneliti mengikuti 108 peserta berusia 25 hingga 75 tahun selama rata-rata 1,7 tahun.
Para peserta penelitian tidak memiliki penyakit kronis, termasuk anemia, penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit psikiatrik, atau menjalani operasi bariatrik.
Peneliti melakukan pengambilan sampel data multi-omik setiap tiga sampai enam bulan selama beberapa tahun hingga maksimal tujuh tahun pada para peserta.
Dalam setiap kunjungan, para peneliti mengumpulkan sampel darah, tinja, usap kulit, usap mulut, dan usap hidung dari para peserta.
Baca juga: Ternyata diskriminasi bisa jadi salah satu faktor percepat penuaan
Ketika para peneliti mengevaluasi penanda molekuler penuaan, mereka mencatat bahwa hanya 6,6 persen dari penanda ini yang menunjukkan perubahan terkait usia secara linier, sementara 81 persen menunjukkan pola non-linier.
Hasil analisis mengungkapkan pola non-linier yang konsisten dalam penanda molekuler penuaan, dengan disregulasi substansial terjadi pada dua periode utama sekitar usia 44 tahun dan 60 tahun menurut para peneliti.
Para peneliti menyakini bahwa penemuan pola penuaan non-linier, dengan perubahan signifikan terjadi sekitar usia 44 dan 60 tahun, bersama dengan wawasan tentang mekanisme molekuler yang mendasari penyakit terkait usia, dapat membuka jalan untuk pengembangan strategi diagnosis dini dan pencegahan kondisi-kondisi ini pada kelompok usia tersebut.
Namun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi dan memperluas temuan baru berkenaan dengan proses penuaan tersebut, termasuk dengan melibatkan kohort yang lebih besar untuk menangkap kompleksitas penuh proses penuaan.
Baca juga: Paparan cahaya smartphone terus menerus sebabkan penuaan kulit
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024