Jakarta (Antara News) - Hwang Miri dengan jabatan sebagai Chief Operating Officer (COO) PT Sepuluh Sumber Anugerah, perusahaan kontraktor EPC (Engineering, Procurement, Construction) bidang minyak dan gas, ternyata tidak membuatnya bosan untuk terus mempelajari budaya Indonesia.

Gadis 33 tahun ini meskipun kedua orang tuanya asli Korea Selatan namun sangat mencintai Indonesia baik itu budaya, makanan, pakaian, serta objek wisatanya.

"Kedua orang tua saya sudah menjadi WNI sejak lama. Saya juga sekolah SD, SMP, SMA di sini (Jakarta International School), sebelum melanjutkan ke University of Washington dibidang bisnis, dan melanjutkan ke Korea Selatan," kata Miri saat ditemui, Jumat.

Menurut dia dengan lebih banyak mempelajari budaya Indonesia dirinya banyak menemukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja di perusahaan yang memiliki workshop di Cikande Kabupaten Tangerang.

Baca juga: Ekspor Non Migas Banten Agustus Didominasi Sektor Industri

Miri mengatakan, bersama dengan Ayahnya sebagai pemilik perusahaan telah berhasil membesarkan perusahaan sejak tahun 1992, kini PT Sepuluh Sumber Anugerah sudah masuk dalam kategori kontraktor B2 serta menjadi pelanggan perusahaan minyak dan gas besar di Indonesia diantaranya Pertamina, PGN, BP, Exxon Mobil, dan masih banyak lainnya.

"Kunci keberhasilan perusahaan dapat berkembang di Indonesia dengan meningkatkan produktivitas kerja, budaya masyarakat Korea Selatan yang serba cepat kami coba terapkan di Indonesia dan ternyata berhasil," jelas Miri.

Menurutnya bukan hal mudah menggandeng dua budaya yang berbeda (Indonesia dan Korea Selatan), namun dengan banyak belajar hal tersebut dapat diterapkan sebagai contoh menyediakan kantin dekat dengan tempat kerja, sehingga saat rehat dan makan siang karyawan dapat cepat kembali ke tempat kerja.

"Awalnya saat pertama kali menjabat COO kaget juga dengan budaya masyarakat Indonesia yang serba santai termasuk ketika berkerja. Berbeda di tempat kami yang semuanya serba cepat, termasuk kalau berjalan kaki," kata Miri memberikan contoh.

Miri yang sebelumnya berprofesi sebagai Jurnalis di salah satu surat kabar di Korea serta telah berpengalaman  mewancarai CEO dunia, membuat dirinya tidak asing untuk berhubungan dengan pejabat perusahaan dan pejabat pemerintahan di Indonesia.

Bagi Miri iklim investasi di Indonesia sudah baik hanya tinggal melakukan perbaikan-perbaikan agar investor lebih banyak masuk, salah satunya melalui penyederhaan peraturan.

Belajar dari berbagai pengalaman tersebut, Miri kemudian mendirikan perusahaan PT Global Inti Jaringan yang bergerak dibidang trading, utamanya untuk membantu perusahaan yang dikembangkan Ayahnya.

Miri mengatakan masih banyak komponen di industri tambang, minyak, dan gas yang belum diproduksi di Indonesia misalnya saja pipa alloy, serta beberapa komponen lain yang memang harus diatangkan langsung dari Korea.

Seiring berjalannya waktu, perusahaannya juga mulai bergerak dibidang perawatan kulit dan kesehatan sebagai diversivikasi bisnis, meskipun masih 30 persen, sedangkan sekitar 70 persen tetap dibidang minyak dan gas.

Berikutnya, jelas Miri, dirinya berkeinginan untuk mendirikan sekolah kepribadian untuk wanita, serta sekolah Setara diploma untuk menampung lulusan SMA/ SMK agar siap untuk berkerja di sektor industri.

Menurut Miri sejauh ini perusahaan-perusahaan di Cikande mengalami kesulitan untuk menampung tenaga kerja yang baru lulus dari SMA/ SMK karena kualifikasinya belum sesuai harapan, dengan adanya pendidikan setara D1 atau D2 diharapkan dapat menjembatani persoalan ketenagakerjaan tersebut.

Pewarta: Ganet Dirgantara

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018