Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengoptimalkan sinergi antar-lembaga Global Aeronautical Distress and Safety System (GADSS) dalam aktivitas penyelamatan kecelakaan penerbangan di Indonesia melalui seminar Internasional.
Kepala Basarnas Kusworo di Tangerang Rabu, mengatakan bahwa seminar dengan topik 'Future of Aviation Safety: Implementation Strategies for the Global Aeronautical Distrees and Safety System' berkolaborasi dengan Politeknik Penerbangan Indonesia (PPI) Curug.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengumpulkan para ahli, praktisi, dan pemangku kepentingan untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan solusi guna meningkatkan keselamatan penerbangan.
"Kegiatan ini kita lakukan sebagai misi hal-hal pencegahan atau mempercepat aksi/respon dalam penanganan keselamatan penerbangan khususnya dalam menangani kecelakaan pesawat," katanya.
Baca juga: Tim SAR cari satu warga Kota Serang yang hilang di Pantai Lippo Carita
Seminar itu juga untuk melihat dari kemungkinan kebencanaan yang bakal terjadi ke depan di wilayah masing-masing.
"Narasumber ini kita datangkan dari ICAO dan juga pihak AMSA yang memang di bidang keselamatan -penerbangan- yang relatif tadi sebagian narasumber memberikan suatu atensi bahwa ketentuan-ketentuan yang ada khususnya dalam kelengkapan khususnya pesawat yang ada akan ditindaklanjuti oleh kita serta dijadikan landasan untuk dilaporkan ke pimpinan lebih atas lagi," ujarnya.
Dia berharap, seminar Internasional ini diikuti oleh seluruh stakeholder terkait, operator bandara dan maskapai dan lembaga terkait sebagai landasan dalam memberikan laporan serta merespon jika terjadinya kebencanaan atau kecelakaan udara dengan tepat.
Baca juga: Tim SAR Banten temukan warga Jakarta meninggal terseret ombak
"Dari kita tentunya dari hasil seminar ini akan memberikan satu laporan dan merespon karena ini sangat penting, karena selama ini hanya ELT -Emergency Locator Transmitter- atau sinyal emergency atau darurat saja, relatif. Kalaupun bisa tetapi akan lebih cepat lagi, karena memang sebagian negara sudah pakai sistem tersebut," kata Kusworo.
Kusworo juga menuturkan, dalam agenda kali ini diikuti oleh negara anggota Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) se-Asia Pasifik secara keseluruhan secara daring (dalam jaringan).
"Peserta luring sebanyak 350 dan daringnya itu ada sekitar 1.000 yang mengikuti. Ini luar biasa, karena akan memudahkan kita, ke depan khusunya akan menjadi perbaikan untuk penanganan pencarian dan pertolongan kecelakaan pesawat," katanya.
Baca juga: Tim SAR temukan pekerja tenggelam di Bendungan Karian Lebak
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
Kepala Basarnas Kusworo di Tangerang Rabu, mengatakan bahwa seminar dengan topik 'Future of Aviation Safety: Implementation Strategies for the Global Aeronautical Distrees and Safety System' berkolaborasi dengan Politeknik Penerbangan Indonesia (PPI) Curug.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengumpulkan para ahli, praktisi, dan pemangku kepentingan untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan solusi guna meningkatkan keselamatan penerbangan.
"Kegiatan ini kita lakukan sebagai misi hal-hal pencegahan atau mempercepat aksi/respon dalam penanganan keselamatan penerbangan khususnya dalam menangani kecelakaan pesawat," katanya.
Baca juga: Tim SAR cari satu warga Kota Serang yang hilang di Pantai Lippo Carita
Seminar itu juga untuk melihat dari kemungkinan kebencanaan yang bakal terjadi ke depan di wilayah masing-masing.
"Narasumber ini kita datangkan dari ICAO dan juga pihak AMSA yang memang di bidang keselamatan -penerbangan- yang relatif tadi sebagian narasumber memberikan suatu atensi bahwa ketentuan-ketentuan yang ada khususnya dalam kelengkapan khususnya pesawat yang ada akan ditindaklanjuti oleh kita serta dijadikan landasan untuk dilaporkan ke pimpinan lebih atas lagi," ujarnya.
Dia berharap, seminar Internasional ini diikuti oleh seluruh stakeholder terkait, operator bandara dan maskapai dan lembaga terkait sebagai landasan dalam memberikan laporan serta merespon jika terjadinya kebencanaan atau kecelakaan udara dengan tepat.
Baca juga: Tim SAR Banten temukan warga Jakarta meninggal terseret ombak
"Dari kita tentunya dari hasil seminar ini akan memberikan satu laporan dan merespon karena ini sangat penting, karena selama ini hanya ELT -Emergency Locator Transmitter- atau sinyal emergency atau darurat saja, relatif. Kalaupun bisa tetapi akan lebih cepat lagi, karena memang sebagian negara sudah pakai sistem tersebut," kata Kusworo.
Kusworo juga menuturkan, dalam agenda kali ini diikuti oleh negara anggota Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) se-Asia Pasifik secara keseluruhan secara daring (dalam jaringan).
"Peserta luring sebanyak 350 dan daringnya itu ada sekitar 1.000 yang mengikuti. Ini luar biasa, karena akan memudahkan kita, ke depan khusunya akan menjadi perbaikan untuk penanganan pencarian dan pertolongan kecelakaan pesawat," katanya.
Baca juga: Tim SAR temukan pekerja tenggelam di Bendungan Karian Lebak
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024