Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, mengakui kesulitan mengatasi permasalahan tempat pembuangan sampah (TPS) liar di wilayahnya tersebut.

"Bermunculannya tempat pembuangan sampah liar itu juga disebabkan kurang maksimalnya proses pengangkutan sampah yang berada di lingkup masyarakat sekitar," kata Kepala Bidang (Kabid) Pengelola Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) DLHK Kabupaten Tangerang Hari Mahardika di Tangerang, Jumat.

Ia mengatakan dari kebutuhan armada pengangkut sampah jauh dari ideal, bahkan truk yang layak saja masih kurang.

Baca juga: Tempat pembuangan dan pembakaran sampah liar resahkan warga Tangerang

Menurut dia, idealnya pemerintah daerah memiliki setidaknya 320 unit armada truk pengangkut sampah, namun kini baru ada 250 truk sampah dengan total 200 lebih petugas kebersihan.

Dengan 250 truk sampah itu pihaknya hanya mampu mengangkut sampah menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Tangerang sebanyak 2.500 ton sampah dari total 1,5 ton sampah yang dihasilkan warga dalam sehari.

"Dari hitungan orang saja setiap individu itu mengeluarkan sampah 400 sampai 700 gram per hari, termasuk aktivitas industri serta sampah rumah tangga itu ada 2,500 ton per harinya. Muatan angkutan rata-rata hanya 1,5 ton dari 450 truk," terangnya.

Selain keterbatasan armada truk sampah kata dia, juga petugas kebersihan sehingga menambah deretan permasalahan dalam penanganan sampah di wilayah berpenduduk 3,6 juta.

"Harapan saya secara bertahap akan melakukan perbaikan, terutama penyesuaian gaji para petugas  200 orang," pungkas dia.

Baca juga: DPRD Tangerang soroti banyaknya tempat pembuangan sampah liar

 

Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024