Cilegon (Antaranews Banten) - Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi mengatakan Krakatau Steel siap untuk memenuhi kebutuhan pipa minyak dan gas di tahun 2019, terlebih jika pabrik Hot Strip Mill (HSM) 2 beroperasi penuh.

"Kami akan menggandeng PT KHI Pipe Industries dan PT Krakatau Posco untuk mendukung kerja sama suplai pipa baja minyak dan gas," kata Mas Wigrantoro di Cilegon, Selasa, terkait kunjungan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) serta Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) beberapa waktu lalu.

PT KHI Pipe Industries merupakan anak usaha Krakatau Steel di tahun 2017 mampu memproduksi pipa baja untuk kebutuhan minyak dan gas sejumlah 34.654 ton dengan penjualan sebesar 27.392 ton.

Sedangkan untuk keperluan pengawasan proyek maka pemerintah dapat menunjuk PT Krakatau Engineering yang memiliki kompetensi dalam project management.

Kunci keberhasilan dari penggunaan produk dalam negeri adalah kualitas dan competitiveness, sehingga SKK Migas mendorong para produsen dalam negeri terus meningkatkan kemampuan dan mencari bentuk efektivitas dan efisiensi proses produksi sehingga tercipta efektivitas dan efisiensi yang menyeluruh di industri hulu migas.

Kedepan akan dilakukan kolaborasi yang sama seperti yang dilakukan saat ini untuk komoditas lainnya, seperti dengan galangan kapal dan barang/jasa pendukung untuk proyek konstruksi.

Krakatau Steel pun berharap peran pemerintah dapat menjaga kelangsungan industri baja dalam negeri. Salah satunya dengan mendorong regulasi untuk menjamin ketersediaan gas alam dan listrik dengan harga murah, regulasi perdagangan baja yang mendukung pengembangan industri baja domestik serta kebijakan peningkatan penggunaan produk baja domestik bagi proyek-proyek pemerintah.

Sebelumnya SKK Migas dan BPH Migas melakukan kunjungan ke Krakatau Steel sebagai bentuk dukungan untuk penggunaan material pipa baja untuk Kebutuhan minyak dan gas.

SKK Migas dalam kunjungan tersebut dihadiri  Wakil Ketua SKK Migas Sukandar (sebelumnya menjabat Direktur Utama Krakatau Steel) sedangkan mewakili BPH Migas hadir Kepala BPH Migas  M. Fanshurullah Asa.

Dalam kunjungan ini dibahas tentang penggunaan material pipa baja untuk kebutuhan fasilitas pabrikasi minyak dan gas bumi.

Merujuk pada Pedoman Tata Kerja 007 Buku Kedua Revisi 04 tahun 2017 yang diterbitkan oleh SKK Migas, dimana barang/jasa dalam negeri yang tercantum di dalam Buku APDN yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM, Daftar Inventarisasi Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri yang diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian, serta Approved Manufacturer List (AML) yang ditetapkan SKK Migas, menjadi suatu kewajiban untuk digunakan oleh KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama), Kontraktor, maupun Subkontraktor.

Dalam kunjungan ini SKK Migas dan BPH Migas mendorong adanya kerja sama suplai bahan baku pipa baja dari Krakatau Steel sebagai produsen baja dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan fasilitas pabrikasi minyak dan gas bumi.

Sukandar menyatakan bahwa SKK Migas akan mendukung segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan penggunaan produk dalam negeri serta hal-hal yang dapat menciptakan efiensi dalam proses pengadaan.

"Kami berharap bahwa Krakatau Steel dapat lebih turut serta dalam proyek-proyek pemerintah terkait dengan pengadaan pipa minyak dan gas," ujarnya.

Hal ini juga sebagai upaya mendorong industri baja dan pipa dalam negeri agar dapat menghadapi kompetisi global khususnya di kawasan perdagangan bebas (Free Trade Area).

Sedangkan M. Fanshurullah Asa mengatakan dalam penyusunan owned estimate pengendalian investasi pembangunan pipa minyak dan gas rencananya akan melibatkan Krakatau Steel mulai dari desain, pengadaan, hingga pengawasan. 

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018