Serang (Antaranews Banten) - Impor nonmigas Provinsi Banten pada November 2017 terbesar dari negara Singapura yang mencapai nilai 108,55 juta dolar AS dan Jepang sebesar 100,51 juta dolar AS.

Kedua negara tersebut pemasok barang terbesar dibanding negara lainnya, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Senin, seraya menambahkan negara Australia juga tergolong besar yang mencapai nilai 77,14 juta dolar AS, serta negara-negara ASEAN mencapai nilai 199,72 juta dolar AS.

Sembilan dari dua belas negara pemasok utama mengalami penurunan impor nonmigas pada November 2017 kecuali Malaysia, Jepang, dan Ukraina yang justru terjadi peningkatan. Penurunan tertinggi berasal dari Brazil dan terendah dari India dengan penurunan masing-masing sebesar 100,27 juta dolar AS dan 1,86 juta dolar AS.  

Nilai kumulatif impor nonmigas periode Januari-November 2017 untuk dua belas negara asal barang impor mencapai 5.900,15 juta dolar AS, dengan peran impor mencapai 82,78 persen.

Pangsa impor nonmigas terbesar untuk periode tersebut berasal dari Singapura yaitu 14,54 persen, diikuti oleh Australia dan Thailand yang memberikan andil masing-masing sebesar 13,60 persen dan 12,44 persen. Sedangkan sembilan negara utama lainnya memberikan kontribusi masing-masing kurang dari 9 persen.

Kecuali Ukraina, Argentina, dan Korea Selatan, sembilan negara pemasok barang impor utama pada November 2017 merupakan pemasok barang impor utama yang sama dengan bulan sebelumnya. Enam negara tersebut di antaranya yaitu 3 negara dari ASEAN ditambah dengan Australia, Brazil, dan Jepang merupakan negara-negara yang selalu dalam dua belas pemasok barang impor utama sejak awal tahun 2016 dengan pangsa impor gabungan tidak kurang dari 50 persen.

Sementara itu, nilai impor menurut golongan penggunaan barang pada November 2017 dibanding bulan sebelumnya mengalami penurunan pada bahan baku/penolong hingga 151,78 juta dolar AS. Sedangkan pada barang konsumsi dan barang modal terjadi peningkatan nilai masing-masing 19,88 juta dolar AS dan 28,41 juta dolar AS.

"Hal ini sedikit berbeda dengan perbandingan bulan yang sama tahun lalu, dimana impor menurut golongan penggunaan barang bulan November 2017 terjadi peningkatan pada semua golongan barang, baik barang konsumsi, bahan baku/penolong, maupun  barang modal," katanya.

Pangsa impor terbesar untuk November 2017 masih berasal dari golongan bahan baku/penolong, yaitu mencapai 95,25 persen, sementara untuk barang konsumsi dan barang modal, masing-masing sebesar 2,13 persen dan 2,62 persen.

Pangsa impor untuk golongan bahan baku/penolong tersebut meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016. Sebaliknya, pada golongan barang konsumsi dan barang modal terjadi penurunan pangsa impor yang cukup signifikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Sepuluh golongan barang impor nonmigas utama Banten adalah bahan kimia organik senilai 255,01 juta dolar AS, gula dan kembang gula (68,54 juta dolar AS), besi dan baja (57,60 juta dolar AS), gandum-ganduman (66,89 juta dolar AS), mesin-mesin/pesawat mekanik (58,73 juta dolar AS), ampas/sisa industri makanan (41,86 juta dolar AS), bahan bakar mineral (37,60 juta dolar AS), mesin/peralatan listik (29,24 juta dolar AS), bijih, kerak dan abu logam (23,15 juta dolar AS), berbagai produk kimia senilai 9,67 juta dolar AS.

12 negara asal barang impor nonmigas Banten adalah Singapura senilai 108,65 juta dolar AS, Malaysia (49,94 juta dolar AS), Thailand (40,54 juta dolar AS), Jepang (100,51 juta dolar AS), Australia (77,14 juta dolar AS), Brazil (55,61 juta dolar AS), Ukraina (49,22 juta dolar AS), India (41,89 juta dolar AS), Argentina (31,64 juta dolar AS), Tiongkok (30,56 juta dolar AS), Arab Saudi (24,59 juta dolar AS), dan Korea Selatan senilai 18,40 juta dolar AS.

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018