Jakarta (Antaranews) - Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) memberikan bantuan peralatan kepada kelompok nelayan Pulau Bungin, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat untuk mengembangkan budidaya ikan kerapu.

"Bantuan  kami berikan setelah melihat budidaya ikan kerapu yang dikembangkan kelompok nelayan Pulau Bungin berhasil," kata Direktur Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan Terluar, Kemendes PDTT, Hasrul Edyar di Jakarta, Senin.

Hasrul mengatakan, bantuan yang diberikan berupa  rumpon apung 2 unit, landasan apung 1 unit, alat pembersih jaring keramba (sprayer) 3 unit, lemari pendingin freezer 3 unit, jaring nilon besar 12 unit, dan jaring nilon kecil 12 unit dengan total nilai Rp1,2 miliar.

Hasrul mengatakan bantuan terebut diserahkan secara simbolis kepada Tison, Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Kerapu Pulau Bungin dengan disaksikan masyarakat setempat pada hari Minggu (21/1).

Hasrul juga mengungkapkan, proyek budidaya ikan kerapu di Pulau Bungin ini bisa menjadi proyek percontohan bagi daerah lain.

"Karena tidak saja sukses dalam budidaya ikan kerapu-nya, tetapi juga sukses menciptakan lapangan kerja baru. Diatas area keramba jaring apung, kini dibangun restoran-restoran untuk wisata kuliner seafood. Pulau Bungin kini telah menjadi destinasi wisata kuliner favorit Sumbawa. Kreatifitas yang bagus," ujar Hasrul.

Pulau Bungin, Kabupaten Sumbawa, sejak dulu populer dijuluki "Pulau Terpadat di Dunia". Pulau seluas 8 hektar ini, dihuni lebih 4.000 penduduk. Saking padatnya rumah penduduk, bahkan tanaman hijau pun tak nampak.

Kambing dan binatang piaraan, mencari makan dari sisa sampah yang berserakan di gang. Sejak awal 2000-an, pemerintah setempat membuatkan jalan yang menghubungkan pulau ini dengan daratan, sehingga mengurangi isolasinya dari orang luar.

Pada 2015, Kemendes PDTT melalui Direktorat Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan Terluar, Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu merintis program budidaya Ikan Kerapu di pulau ini, sebagai tawaran alternatif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pulau Bungin selain bekerja sebagai nelayan tradisional.

Saat itu, Kemendesa PDTT memodali kelompok nelayan setempat dengan sarana dan prasarana perikanan senilai Rp2,2 miliar, berwujud alat-alat budidaya ikan kerapu.

Terdiri 11 unit keramba jaring apung, 27.000 benih ikan, pakan ikan, dan satu unit perahu jungkung. Ikan kerapu Cantang yang dibudidayakan ternyata cocok dengan perairan Pulau Bungin. Cepat besar, dan bisa dipanen usia 6 ¿ 8 bulan.  Dalam sekali panen, bisa menghasilkan ikan kerapu hingga 4 ton.

Area keramba jaring apung, kemudian disulap tidak sekedar menjadi area budidaya ikan kerapu saja, tetapi juga dimanfaatkan menjadi destinasi wisata kuliner seafood.

Diatasnya dibangun restoran-restoran apung yang menyediakan menu-menu masakan laut. Lama-lama, tempat ini jadi destinasi wisata. Yang juga menyediakan wisata pemancingan, snorkeling, keliling dengan perahu katamaran untuk melihat terumbu karang, dan kolam interaksi dengan ikan-ikan laut seperti hiu dan penyu.

Kreatifitas nelayan Pulau Bungin yang mengubah area karamba untuk budidaya ikan menjadi destinasi wisata kuliner itulah, yang mendorong Kemendesa menambah bantuan hibah Tahap II yang diberikan sekarang.

"Dengan alat pembersih keramba, diharapkan bisa digunakan untuk merawat lokasi sehingga akan selalu layak untuk dikunjungi wisatawan. Dengan bantuan landasan apung, itu bisa dimanfaatkan untuk menambah fasilitas restoran apung. Semoga bisa membantu tempat ini semakin berkembang, dan  memberikan efek positif bagi pengembangan produk unggulan kawasan perdesaan (prukades) setempat maupun badan usaha milik desa di Sumbawa pada umumnya," ujar Hasrul menjelaskan.

Hadir pada kesempatan tersebut, kata Hasrul, sejumlah pejabat dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumbawa, Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa, pos Angkatan Laut Pulau Bungin, dan pos Polisi Air Pulau Bungin.

Hasrul mengatakan, program hibah dari Kemendesa PDTT ini, juga dilaksanakan di 2 lokasi lain di Kabupaten Sumbawa, yakni di Desa Labuhan Bajo, Kecamatan Alas, dan di Desa Labuhan Jambu, Kecamatan Torano.

Program budidaya ikan kerapu serupa ini juga sedang dilaksanakan di kabupaten lain, seperti di Kabupaten Sula dan Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara; Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara; Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara; Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah; Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat; dan Kabupaten Rotedao, Nusa Tenggara Timur.

"Namun, yang paling kelihatan hasilnya positif yang ada di Pulau Bungin ini," ujar Hasrul. 

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018