Jakarta (Antara News) - Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi HousingEstate, Joko Yuwono mengatakan, jeli membaca pasar menjadi kunci sukses pengembang properti khususnya perumahan ditengah iklim sektor properti yang belum bergairah.
"Masih banyak pengembang properti yang tetap berjualan meskipun ekonomi belum mendukung," kata Joko pada acara Housing Estate Award 2017 di Jakarta, Kamis.
Hal ini terlihatbeberapa industri masih bisa mencatatkan pertumbuhan yang baik. Para peraih awards dari pengembang, perbankan, dan industri bahan bangunan rata-rata mencatatkan pencapaian yang bagus.Â
Bagi kalangan pengembang, selain faktor lokasi juga kemampuan dalam membaca kebutuhan pasar, tawaran yang pas, dan cara pembayaran menarik yang didukung juga oleh perbankan menjadi kunci keberhasilan.Â
Bank dan industri bahan bangunan yang meraih penghargaan juga dinilai mencatatkan pertumbuhan yang menonjol dengan penetrasi market yang terus membesar, ujar Joko.
Lebih jauh Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Khalawi Abdul Hamid mengatakan, penyediaan rumah memang harus terus disempurnakan mengingat merupakan kebutuhan dasar dan sangat strategis untuk meningkatkan kualitas bangsa.Â
Orang yang belum punya rumah masih sangat banyak, rumah yang tidak layak huni, begitu banyak kendalanya. Pemerintah sudah naikkan anggaran perumahan hingga lima kali lipat dan itu masih sangat jauh dari cukup, jelas dia.
Ketersediaan lahan (land bank) hingga saat ini belum ada walaupun sedang dijajaki oleh pemerintah. Percepatan untuk regulasi terus dirampungkan untuk mempercepat proses perizinan namun hal ini pun masih banyak kendala khususnya di daerah.Â
Melalui HousingEstate Awards 2017 tentunya bisa menjadi motivasi khususnya untuk kalangan pengembang supaya lebih bersemangat.Â
"Saya sering sampaikan ke Pak Menteri PUPR, bagaimana kita mau berhasil dengan program sejuta rumah kalau motivasi untuk teman-teman pengembang sangat sedikit. Makanya pembiayaan menjadi hal penting dan ini terus didorong khususnya dengan kalangan perbankan," ujar dia.
Menurut dia, harus segera diwujudkan keselarasan karena perumahan melibatkan banyak sektor dan instansi.Â
"Kami tengah merampungkan RPP Rusun, mestinya ini sudah keluar Desember ini tapi mundur dan semoga awal tahun depan sudah berlaku. Tidak apa-apa lama tapi aturannya bisa dinamis dan fleksibel menyesuaikan dengan iklim di lapangan. Jangan aturan keluar cepat tapi di-review di MK, kita buat aturan yang dinamis, bisa diterapkan, dan pada akhirnya mempercepat program perumahan," ujar dia.
Totok Lusida, Sekretaris Jenderal DPP Real Estat Indonesia (REI) mengatakan, melalui ajang HousingEstate Awards 2017 seperti ini yang bisa memotivasi teman-teman pengembang se-Indonesia. Bahwa situasi stagnan seperti ini kita tetap harus menjual produk karena memang tidak ada pilihan, kita harus tetap maju.
Terlebih situasi saat ini bukannya tidak ada uang. Terbukti dengan tingkat tabungan secara nasional yang meningkat dari Rp3 ribu triliun menjadi Rp4 ribu triliun, indeks harga saham yang stabil, masyarakat banyak yang menyimpan uangnya untuk investasi short term. Ini dikarenakan banyak isu yang akhirnya kontraproduktif sehingga sehari-harinya kita harus memberikan penjelasan. Ada begitu banyak keracncuan dan itu harus dijelaskan karena membuat market menjadi takut sehingga wait and see.
Ada banyak aturan yang sudah memudahkan kalangan pengembang. Pemeriksaan pajak misalnya, sekarang harus minta persetujuan asosiasi. Tapi banyak berita yang menyebar di grup WA yang membuat masyarakat menjadi takut yang sebetulnya berita tersebut tidak benar.Â
Yang juga menggembirakan, proses rancangan peraturan pemerintah (RPP) pembangunan rumah susun (Rusun) sudah memasuki tahap akhir. Kita berharap awal tahun depan sudah bisa terealisasi dengan baik. Semoga awards ini juga bisa menyebar dan membuat semangat dan motivasi teman-teman pengembang yang lain.
Lintong Sopandi Hutahaean, Direktur Industri Bahan Galian Nonlogam Kementerian Perindustrian mengatakan penghargaan yang dilakukan HousingEstate ini perlu dilaksanakan dan konsisten untuk memacu dan memotivasi dan untuk terus diperbaiki.Â
Awards ini juga bisa membuat daya saing kita di tingkat nasional maupun regional terus meningkat dan upaya pemerintah untuk terus memperbaiki iklim usaha, ujar dia.
Peningkatan iklim usaha yang diupayakan pemerintah sudah tercermin dari posisi peringkat kemudahan berbisnis menjadi posisi 72 dari 190 negara. Posisi Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan Afrika Selatan, India, Philipina, Brazil, bahkan kita berhasil melewati posisi Tiongkok yang di peringkat 78.
Pertumbuhan kita 5,06 persen sementara untuk pertumbuhan industri meningkat dari 4 persen menjadi 5,5 persen. Pertumbuhan tertinggi dari sisi industri yaitu logam dasar (12 persen), makanan dan minuman (11 persen), industri bahan bangunan (7,8 persen). Ini artinya kalo semen menggeliat, properti pasti ikut menggeliat.Â
Housing Estat Awards 2017 diberikan kepada sembilan industri bahan bangunan, tiga bank, 19 pengembang properti/ perumahan di wilayah Jabodetabek, lima pengembang properti/ perumahan di luar wilayah Jabodetabek.Â
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017