Serang (AntaraNews) - Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa mencanangkan Kadugenep sebagai Desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Kamis (16/11), karena di desa tersebut sekitar 75 persen warganya yang mayoritas pekerja informal telah menjadi peserta.

"Kami berharap kesadaran pekerja di Desa Kadugenep, Kecamatan Petir, atas jaminan terhadap kecelakan kerja, dapat 'ditularkan' ke desa lain, sehingga nantinya semua pekerja informal menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan," kata Pandji Tirtayasa pada peresmian desa tersebut sebagai desa sadar jaminan sosial ketenagakerjaan.

Wabup mengapresiasi keinginan dan kesadaran sendiri pekerja di Kadugenep yang memahami pentingnya menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan, dan sudah ada yang menikmati manfaat dari program tersebut.

Sementara itu, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Serang Muallif menyebutkan ada sebanyak 930 pekerja di Desa Kadugenep yang sudah mendaftarkan diri menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dengan latar belakang pekerjaan sebagai petani, pengrajin tas dan pedagang.

"Jadi tinggal 25 persen lagi yang belum mendaftar, dan kami berharap dengan mencanangkan Kadugenep sebagai desa sadar BPJS Ketenagakerjaan, dapat di 'virus' kan ke 15 desa lainnya di Kecamatan Petir ini. Itu yang kami harapkan dari penyelenggaraan kegiatan ini dalam rangkaian memperingati 40 tahun BPJS Ketenagakerjaan yang jatuh pada 5 Desember 2017," kata Muallif.

Muallif mengakui merangkul seluruh pekerja informal yang bekerja di berbagai profesi itu untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan memang tidaklah mudah, sehingga perlu diberikan sosialisasi agar mereka memahami pentingnya jaminan kecelakaan, antara lain dengan membentuk desa sadar ini.

Menyinggung jumlah peserta BPJS Ketenagakerjaan di lingkup Cabang Serang, meliputi Kota Cilegon, Kabupaten Serang, Kota Serang, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak, sampai Oktober 2017 sudah mencapai 234.216 peserta, sementara target tahun 2017 sebanyak 260.834 peserta. "Mudah-mudah dengan pencanangan desa kadugenep sebagai desa sadar bisa mencapai target, atau melebihi target," kata Maullif.

Kepala Pemasaran Kanwil BPJS Ketenagakerjaan Banten, Didin Haryono menjelaskan, Desa Sadar Kadugenep ini adalah yang kedua dicanangkan di Banten. yang pertama adalah Desa Kohot di Cikupa, Kabupaten Tangerang.

Kedua desa tersebut, menurut Didin Haryono, layak disebut sebagai Desa Sadar BPJS Ketenagakerjaan, karena hampir seluruh warganya ikut serta program BPJS yang dipandu oleh perangkat desa setempat, tanpa dengan pemaksaan.

"Desa kadugenep diharapkan menjadi contoh positif untuk menimbulkan kesadaran akan manfaat dari jaminan sosial ketenagkerjaan kepada desa-desa lain yg berada di wilayah kabupaten Serang," katanya.   

Keinginan pekerja di Desa Kadugenep menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, menurut Didin, berawal dari kasus yang dialami peserta yang bernama Jumsikah yang meninggal dunia saat bekerja, meski baru enam bulan sebagai peserta ahli warisnya mendapatkan santunan sebesar Rp24 juta. "Bahkan ada yang baru mendaftar peserta satu hari, kemudian dia meninggal dunia, maka kami berkewajiban memberikan santunan sebesar Rp24 juta," kata Didin.

Pemerintah daerah serta mendukung kesadaran akan pentingnya jaminan sosial ketenagakerjaan dengan menelurkan beberapa peraturan tentang jaminan sosial ketenagakerjaan, salah satunya peraturan bupati serang nomor 35 tahun 2017 dan peraturan walikota serang nomor 55 tahun 2017.

Dalam rangkaian memperingati 40 tahun BPJS Ketenagakerjaan, BPJS TK bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) setempat menyelenggarakan kegiatan sosial donor darah. 750 paket sembako yang akan dijual pada kegiatan pasar murah berupa 5 kg beras, 2 lt minyak makan, 2 kg gula, 5 bungkus mie instan dan 1 kota teh celup dengan harga Rp60.000.

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017