Jakarta (Antara News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan pendampingan sosial berbasis komunitas pasca bencana yang dilaksanakan di kota Manado, Sulawesi Utara.

"Kegiatan merupakan salah satu strategi pemulihan sosial yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sebelum, selama, dan setelah bencana, dilaksanakan bersama elemen-elemen komunitas," kata Kepala Badan Penanggulangan  Bencana Daerah Kota Manado, Maxmilian J Tatahede dalam siaran pers, Selasa.

Kegiatan ini juga ditujukan  untuk melindungi, meminimalisir risiko sosial bencana dan mengatasi masalah sosial akibat bencana, kata dia.    

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 pasal 57  dan 58  menyebutkan penyelenggaraan penanggulangan pascabencana meliputi rehabilitasi yang salah satunya dilakukan melalui kegiatan pemulihan sosial ekonomi budaya. 

Ditambah lagi dengan Peraturan Kepala BNPB No. 17 Tahun 2010 pasal 3 yang menyebutkan aspek sosial antara lain pemulihan konstruksi sosial dan budaya, pemulihan kearifan dan tradisi masyarakat, pemulihan hubungan antar budaya dan keagamaan dan pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat.

Maxmilian juga menjelaskan melalui kegiatan pendampingan sosial akan dapat meningkatkan kembali modal-modal sosial masyarakat di wilayah pasca bencana untuk dapat mengoptimalkan fungsi-fungsi sosial dalam rangka pemulihan kehidupan masyarakat terdampak bencana.  

Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Sabtu 11 November 2019 merupakan puncak acara dari rangkaian kegiatan, yang telah dimulai dari hari Selasa 7 November 2017.  

Kegiatan itu meliputi pelatihan pengingkatan gizi anak dan keluarga serta pelatihan penyuluhan apotek hidup di pekarangan rumah, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkup rumah tangga, dan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM).  

Maxmilian mengatakan melalui kegiatan pendampingan dengan membentuk kelompok kesehatan “Pandu Cerdas” di relokasi Pandu. Harapannya kelompok ini dapat melakukan tugas tanggung jawab selalu kelompok yang telah di bentuk dalam pendampingan tim fasilitator pendampingan sosial pasca bencana.

Pada kesempatan tersebut, Maximilian juga berkesempatan  melepas peserta jalan sehat yaitu masyarakat Kelurahan Pandu lebih khusus masyarakat yang tinggal di relokasi pandu.  Tidak hanya jalan sehat, akan tetapi juga dilanjutkan dengan pengecekan kesehatan bagi masyarakat relokasi pandu.  Dalam pelaksanaan kegiatan kelompok Pandu Cerdas dilakukan kerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Manado.

Seperti diketahui Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara  menyiapkan lahan seluas 200 hektare  di Kelurahan Pandu, Kota Manado untuk relokasi korban bencana banjir bandang Manado 15 Januari 2014 silam. Pada kesempatan tersebut Kementerian Sosial memberi bantuan isi hunian tetap, santunan ahli waris dan hibah dalam negeri kepada korban bencana.  

Dengan adanya bantuan dari pemerintah dengan pembangunan rumah tersebut dan adanya kegiatan pendampingan masyarakat relokasi pandu merasa sangat terbantu.  

Samsu Hendrik Rajab selaku ketua kelompok “Pandu Cerdas” merasa senang dengan adanya kegiatan pendampingan, rasanya dulu daerah relokasi pandu yang sepi, saat ini sudah terasa ramai.  Ke depan berharap rumah yang belum ditempati oleh masyarakat berangsur dapat ditempati.

Sedangkan Ketua Tim Pengobatan Gratis, dr Joy Zekeon, M. Kes. mengatakan, perlunya semacam pelatihan untuk memantapkan kelompok kesehatan Pandu Cerdas, minimal untuk mengantisipasi tindakan kedaruratan di wilayah relokasi Pandu.

Sasarannya adalah  tenaga potensial dari kelompok kesehatan Pandu Cerdas terutama harus mengetahui akses-akses berhubung terkait tindakan kedaruratan seperti kontak sumber ambulance dan Puskesmas terdekat, jelas Joy.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017