Sebanyak lima unit rumah tak layak huni milik warga pada tiga desa di Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten, diusulkan segera diperbaiki oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang.

Dari ke lima unit rumah yang masuk dalam kategori tak layak huni itu berada di wilayah Desa Kemuning, Desa Kresek, dan Desa Koper.

"Di tiga desa itu ada dua unit rumah di Desa Kemuning, dua unit di Desa Kresek, dan satu unit di Desa Koper," kata Pelaksana Tugas (Plt) Camat Kresek Muhamad Romli di Tangerang, Senin.

Baca juga: Tiga kasus kecelakaan terjadi selama arus mudik di Tangerang

Terkait masih adanya rumah tak layak huni tersebut, pihaknya telah mengonfirmasi ke pihak desa agar segera dilakukan permohonan perbaikan ke Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) dan Dinas Sosial (Dinsos).

"Semua rumah ini akan dibedah satu per satu di luar dari pagu Gebrak Pakumis, karena memang kondisinya sudah tidak memungkinkan," katanya.

Untuk tahun ini, lanjutnya, akan ada perbaikan 25 rumah yang tidak layak huni dalam Program Gerakan Bersama Atasi Kawasan Padat Kumuh dan Miskin (Gebrak Pakumis).

Baca juga: Pemkot Tangerang ajak masyarakat kurangi buang sampah ke TPA

Namun untuk lima rumah lainnya yang diusulkan tersebut, kata dia, tidak termasuk dalam Program Gebrak Pakumis tahun ini, sehingga pihaknya segera melakukan pengajuan tambahan untuk perbaikan rumah tersebut.

"Untuk mengentaskan kawasan padat kumuh dan miskin kami dari kecamatan sendiri juga telah mengamalkan 11 pembedahan rumah di tahun 2023, dan untuk tahun 2024 ini akan ada 10 rumah yang akan di bedah dengan menggunakan APBD Kecamatan serta empat rumah usulan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), maka keseluruhannya terdapat 14 rumah yang akan dibedah di luar dari Program Gebrak Pakumis," jelasnya.

Dia berharap dengan adanya bedah rumah dan Program Gebrak Pakumis bisa mengurangi kemiskinan yang berdampak pada angka stunting di Kabupaten Tangerang dan semoga masyarakat bisa merasakan dampak yang signifikan dari program yang telah dilakukan oleh pemerintah.

"Harapannya ke depan saya meminta untuk pihak desa tetap menganggarkan dan mengalokasikan anggaran bedah rumah yang tidak layak huni, karena dampak dari kawasan padat kumuh dan miskin ini bisa menjadi keluarga yang rawan stunting, maka kami semua harus memprioritaskan mana saja yang harus didahulukan untuk dibenahi bersama-sama," katanya.

Baca juga: Akhir pekan ini, wisata Kano Kota Tangerang kembali beroperasi

Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024