Serang (Antara News) - Provinsi Banten pada Oktober 2017 mengalami deflasi 0,02 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang tercermin dari indeks harga konsumen (IHK) yang turun dari 137,06 menjadi 137,04.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Selasa, mengatakan deflasi terjadi karena dua dari tujuh kelompok pengeluaran mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok bahan makanan yang turun sebesar 0,36 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan turun sebesar 0,23 persen.

Sementara pada kelompok lainnya mengalami kenaikan indeks yakni: kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik sebesar 0,22 persen; kelompok kesehatan naik 0,22 persen; kelompok sandang naik 0,13 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,12 persen; serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang naik sebesar 0,07 persen.

Komoditas yang dominan menyumbang deflasi adalah tarif angkutan udara, bawang putih, bawang merah, melon, semangka, dan telur ayam ras.

Berdasarkan pemantauan BPS terhadap 417 jenis barang dan jasa di Kota Serang, Tangerang dan Cilegon baik secara mingguan, dua mingguan maupun bulanan, diketahui 229 komoditas mengalami perubahan harga. 131 komoditas mengalami kenaikan harga dan sisanya 98 komoditas mengalami penurunan harga.

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi Banten berturut-turut sebagai berikut: kelompok bahan makanan sebesar -0,3633 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,0657 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,2215 persen; kelompok sandang sebesar 0,1271 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,2160 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,1192 persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -0,2286 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga yang cukup tinggi selama bulan Oktober 2017 antara lain semangka, bawang putih, cabe rawit, sawi hijau dan tarip angkutan udara. Sementara komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain adalah sepeda, setrika, magic com, sepeda anak dan kompor.

Soebeno mengatakan dari 109  komoditas yang ada pada kelompok bahan makanan, 100 komoditas diantaranya mengalami koreksi harga. Koreksi harga negatif atau penurunan harga terjadi pada 49 jenis komoditas. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi yang cukup besar antara lain bawang putih sebesar -0,0396 persen, bawang merah -0,0280 persen, melon -0,0259 persen, semangka -0,0138 persen dan telur ayam ras -0,0099 persen.

Sedangkan komoditas yang memberikan andil inflasi antara lain: daging ayam ras sebesar 0,0315 persen, beras  0,0249 persen, ketimun 0,0064 persen, tomat buah 0,0059 persen, dan ikan kembung/ gembung/ banyar/ gembolo/aso-aso sebesar 0,0058  persen.

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau  adalah pada komoditas kue kering berminyak sebesar 0,0082 persen, rokok kretek 0,0035 persen, teh 0,0027 persen, dan rokok putih sebesar 0,0019 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar adalah minuman ringan dengan andil -0,0029 persen dan gula pasir dengan andil -0,0019 persen, katanya.  

Secara keseluruhan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, kata Soebeno, memberikan andil inflasi sebesar 0,0519 persen. Komoditas terbesar yang menyumbang andil inflasi adalah komoditas kompor dengan andil sebesar 0,0110 persen dan kipas angin 0,0083 persen. Sementara komoditas yang memberi andil deflasi diantaranya adalah semen sebesar -0,0019 persen, bahan bakar rumah tangga -0,0015 persen dan sabun cream detergen -0,0007 persen.  

Komoditas yang memberikan andil inflasi pada kelompok sandang adalah emas perhiasan sebesar 0,0037 persen, baju kaos/T-shirt sebesar 0,0008 persen dan celana panjang jeans sebesar 0,0006 persen. Sementara itu komoditas yang memberikan andil deflasi diantaranya  mukena sebesar -0,0005 persen, dan celana dalam pria sebesar -0,0002 persen.

Soebeno juga menyebutkan dari 38 komoditas yang ada pada kelompok kesehatan, 18 komoditas diantaranya mengalami koreksi harga. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya adalah pasta gigi sebesar 0,0068 persen, tarip gunting rambut pria 0,0043 persen, dan shampo 0,0011 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi yaitu sabun mandi cair sebesar -0,0004 persen, dan hand body lotion dengan andil -0,0003 persen.

Secara keseluruhan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga pada bulan ini memberikan andil inflasi terbesar yaitu 0,0103 persen. Komoditas yang memberi andil inflasi terbesar pada bulan ini adalah televisi berwarna dengan andil 0,0053 persen dan sepeda anak memberikan andil sebesar 0,0030 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi adalah  pensil hitam yaitu  sebesar -0,0001 persen.

Komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar  pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan adalah tarip angkutan udara dengan andil yang turun dan memberikan andil sebesar -0,0413 persen, disusul kemudian oleh telepon seluler sebesar -0,0011 persen dan bahan pelumas/oli dengan andil -0,0001 persen. Sementara komoditas yang memberikan andi inflasi, diantaranya adalah sepeda dengan andil sebesar 0,0057 persen, kata Soebeno.

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017