Jakarta (Antara News) - PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) memperkenalkan program kemitraan "integrated production system" (sistem produksi terpadu) bertujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas tembakau, sekaligus memberikan manfaat dan keuntungan kepada petani sebagai mitra.

Program yang diperkenalkan melalui diskusi di Jakarta, Kamis, ini juga menghadirkan petani tembakau yang selama ini menjadi mitra untuk berbagi pengalaman.

Seperti Siswanto, petani tembakau asal Dusun Bangkit, Kecamatan Eramoko, Kabupaten Wonogiri mengatakan, sebagai petani tembakau, dirinya merasakan banyak keuntungan setelah bergabung dalam program kemitraan yang dilaksanakan oleh Sampoerna melalui perusahaan pemasok tembakaunya.

"Saya sudah bermitra dengan Sampoerna kurang lebih sekitar 4 tahun. Banyak sekali manfaat positif yang saya rasakan. Melalui kemitraan, proses penanaman tembakau hingga panen menjadi lebih baik," kata dia berbagi pengalaman.

Menurut Siswanto, sebelum Sampoerna membawa program kemitraan ke daerahnya, tembakau bukan menjadi komoditi sektor pertanian yang penting dan diandalkan. Kini, tembakau menjadi salah satu komoditas yang mampu meningkatkan kesejahteraan petani.

"Yang mendapatkan keuntungan disini bukan hanya petani tetapi masyarakat juga. Kami bisa merekrut tenaga kerja untuk membantu kegiatan petani tembakau," jelasnya.

Siswanto mengatakan, program kemitraan memberikan ilmu dan pengetahuan bercocok tanam yang baik kepada para petani tembakau. Selain memberikan pendampingan untuk menghasilkan produksi tembakau yang berkualitas tinggi, Sampoerna melalui perusahaan pemasok tembakaunya juga menyerap seluruh hasil tembakau petani sehingga kesejahteraan hidup mereka meningkat.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Soeseno menyambut positif program kemitraan yang dijalankan oleh industri. “Program kemitraan membawa dampak positif bagi petani.

"Program ini bisa mempermudah akses petani kepada pasar dan ada jaminan petani tembakau terserap," ujarnya.

Soeseno mengatakan, masih banyak petani yang mengolah lahan tembakaunya secara tradisional. Mereka belum mendapatkan wawasan dalam penerapan teknologi. Padahal, teknologi dan cara bertani yang tepat mampu meningkatkan produksi tembakau. Oleh karena itu, pendampingan dari perusahaan mitra dibutuhkan. Ia berharap, program kemitraan ini bisa diperluas sehingga semakin banyak petani tembakau yang bergabung.

Program kemitraan ini pun sudah dijalankan di beberapa kota penghasil tembakau di Indonesia seperti di Jawa Timur yakni Madura, Jember, Bondowoso dan Lumajang serta wilayah sekitar Jawa Tengah yakni Rembang, Wonogiri, dan Purwodadi.

Leaf Agronomy Manager Sampoerna, Bakti Kurniawan, menjelaskan bahwa kemitraan Sampoerna dengan petani merupakan langkah perusahaan untuk membantu mengatasi masalah kekurangan pasokan tembakau di dalam negeri.

"Program kemitraan memudahkan petani untuk menjual tembakaunya langsung ke pemasok sehingga dapat memperpendek rantai produksi. Tidak hanya itu, melalui kemitraan, petani diperkenalkan teknologi sehingga budidaya tembakau lebih efektif dan efisien," ujar dia.

"Kami memperkenalkan teknologi dan praktik terbaik di bidang pertanian. Misalnya, mulai dari teknik pembakaran dengan sistem rocket barn yang mampu menghemat konsumsi bahan bakar hingga 16 persen hingga alat aplikasi penghambat tunas yang mampu menghemat waktu pengerjaan hingga lebih dari 60 persen,” katanya.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017