Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak Deni Iskandar menyebutkan angka tanam padi pada Februari 2024 mencapai 10.000 hektare dengan target mampu menyumbangkan produksi pangan masyarakat dan peningkatan ekonomi petani.
 
"Kami mengapresiasi target angka tanam padi pada Februari 2024 itu terealisasi di 28 kecamatan," katanya di Lebak, Kamis.
 
Pemerintah Kabupaten Lebak hingga kini mempertahankan daerah ini sebagai lumbung pangan di Provinsi Banten dengan luas sawah baku 44 ribu hektar dan musim tanam 110.000 hektare per tahun.
 
Selama ini, produksi pertanian pangan menjadi andalan ekonomi petani setempat dan mampu menyumbangkan ketersediaan beras di Banten.

Baca juga: Petani Lebak mulai panen dan puncaknya Maret nanti
 
Karena itu, lanjut dia, pihaknya mengajak petani agar melakukan gerakan percepatan tanam, terlebih saat ini curah hujan cukup tinggi.
 
"Kami optimistis padi yang ditanam bulan ini  bisa dipanen Mei mendatang," katanya menjelaskan.
 
Menurut dia, para petani di Kabupaten Lebak hingga kini lebih bersemangat menggeluti usaha pertanian pangan. Apalagi harga panen gabah basah sangat menguntungkan petani, karena ditampung tengkulak lokal sekitar Rp7.000/kilogram atau lebih tinggi dari Harga Patokan Pemerintah (HPP) Rp5.000/kilogram.
 
"Kami meyakini pendapatan petani cukup besar dan kali pertama bisa mencapai Rp49 juta jika menjual 5 ton gabah basah dengan harga Rp7.000/kilogram," kata alumni UGM Yogyakarta itu.

Baca juga: Harga beras merah di Lebak tembus Rp20.000 per kilogram
 
Misbah (55) seorang petani di Sentral Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku dirinya kini sudah melakukan gerakan tanam seluas satu hektar dengan tanam benih Ciherang.
 
Gerakan tanam itu, kata dia, memastikan tanamannya bisa dipanen karena terpenuhi persediaan air dari Bendungan Cijoro.
 
"Kami berharap tanaman padi itu tumbuh subur dan bisa dipanen, karena tahun 2023 gagal panen akibat kemarau panjang," kata Misbah.
 
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Sukabungah Desa Tambakbaya Kabupaten Lebak Ruhiana mengatakan pihaknya memastikan pada Maret 2024 memasuki panen raya seluas 150 hektar.
 
Saat ini, mereka petani di wilayahnya sebelum panen sudah ada yang menampung gabah basah itu sebesar Rp7.000/kilogram.
 
"Kami memastikan lebih baik panen ini dijual ke penampung tengkulak, karena harganya melebihi HPP Rp 5.000/kilogram itu," kata Ruhiana.

Baca juga: Panen buah duku di Lebak mampu tumbuhkan ekonomi warga

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024