Serang (Antara News) - Kepala Daerah di Banten diminta "turun gunung" untuk menyukseskan cakupan imunisasi measles rubella (MR) guna mempersiapkan generasi bangsa yang sehat, tahan terhadap penyakit yang diakibatkan campak dan rubela.

"Kita hingga kini belum mencapai target nasional di atas 95 persen cakupan imunisasi MR," kata Kepala Seksi Surveilen dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Banten dr Rostina saat dihubungi, Rabu.

Meski realisasi imunisasi MR belum tercapai target, Wali Kota dan Bupati se-Banten harus "turun tangan" dengan mendatangi masyarakat untuk mensukseskan imunisasi MR.

Masyarakat masih ditemukan penolakan imunisasi dengan alasan tidak memiliki sertifikasi halal yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Selain itu juga pascaimunisasi dapat menimbulkan suhu demam bagi anak.

Penolakan masyarakat tersebut hingga kini realisasi imunisasi MR di Banten terendah dibandingkan dengan Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur,Jawa Tengah dan Jogyakarta.

Ia berharap wali kota dan bupati "turun gunung" sehingga bisa mendongkrak realisasi imunisasi mencapai nasional di atas 95 persen sampai Sabtu (14/10).

"Kami optimistis realisasi imunisasi MR bisa mencapai target di atas 95 persen dengan "turun gunung" kepala daerah itu," ujarnya.

Menurut dia,  saat ini wali kota Tangerang Selatan Airin mendatangi permukiman masyarakat untuk mengajak anak-anak agar dilakukan imunisasi MR.

Namun, kebanyakan anak-anak di wilayah itu bersekolah di DKI Jakarta.

Karena itu, pihaknya memerintahkan kepada orangtua agar anak-anak mereka setelah pulang sekolah bisa mendatangi pos pelayanan kesehatan, seperti Puskesmas maupun Posyandu untuk divaksin imunisasi MR.

Pihaknya juga mengapresiasi terhadap kerja keras Dinas Kesehatan dan Puskesmas karena mereka tidak henti-hentinya untuk mensukseskan imunisasi.

Petugas kesehatan itu sejak Agustus-September 2017 dengan melayani imunisasi MR di sekolah-sekolah, posyandu hingga permukiman masyarakat.

Kerja keras petugas kesehatan itu bisa dibuktikan selama lima tahun terakhir Provinsi Banten tidak terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit akibat tidak divaksin campak dan rubela.

"Kami mendorong anak-anak usia sembilan bulan hingga 15 tahun yang jumlahnya di Banten 3.322.185 jiwa bisa semua diimunisasi MR," katanya menjelaskan.

Dokter menyebutkan, cakupan imunisasi MR di Provinsi Banten sampai Selasa (10/10) tercatat 93 persen dari 8 kabupaten dan kota, 62 kecamatan serta 94 puskesmas.

Kemungkinan jumlah tersebut bisa menambah dua persen saja hingga Rabu (11/10)sore sehingga dipastikan tercapai target nasional di atas 95 persen.

"Kami berharap jumlah imunisasi bisa bertambah sore ini," katanya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Cilegon drg Niniek Harsini mengatakan realisasi imunisasi MR di wilayahnya hingga 5 Oktober 2017 mencapai 101,6 persen atau sudah melampaui target yang ditetapkan sebanyak 112.095 anak.

Keberhasilan program imunisasi MR di Kota Cilegon dengan optimalnya melakukan sosialiasi kepada masyarakat.

Selain itu juga melibatkan berbagai unsur terkait, seperti Dinas Kesehatan, Kepolisian, Dinas Pendidikan, MUI, Kantor Kementerian Agama dan unsur lainnya.

"Kami melakukan imunisasi ini di Puskesmas-puskesmas, Rumah Sakit dan juga Posyandu. Intinya kami melakukan kordinasi yang baik dengan pihak-pihak terkait sehingga berjalan lancar,"katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017