Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) menyebutkan pertumbuhan permintaan terhadap industri furniture atau mebel ramah lingkungan diperkirakan akan meningkat pesat hingga mencapai 51,02 miliar dolar AS pada 2024.
Hal tersebut, disampaikan Ketua Umum Asmindo, Dedy Rochimat dalam agenda penyelenggaraan Council of Asia Furniture Association (CAFA) ke-25 di Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten pada Selasa.
"Permintaan terhadap furnitur ramah lingkungan diperkirakan mencapai S51,02 miliar U.S dolar atau menyentuh angka 8,6 persen secara global.
Pertumbuhan furnitur yang relatif tinggi ini adalah peluang besar yang harus kita respon bersama melalui pembuatan pusat riset dan produksi furnitur di kawasan industri," ujarnya.
Baca juga: Asmindo gandeng Kadin perluas pasar ekspor mebel ke Meksiko
Menurutnya, dalam kondisi global yang belum pulih akibat perang dan pelemahan permintaan dunia, industri ini masih menyumbangkan nilai ekspor yang signifikan, serta turut mendukung kegiatan industri pariwisata dan pelayan yang ramah di dalam negeri dengan nilai hampir mencapai Rp16 triliun.
Seperti secara nasional, nilai ekspor mebel dan kerajinan Indonesia melemah sebesar 28 persen pada periode Januari-September 2023 dibandingkan 2022, yaitu dari 2,5 miliar dolar Amerika menjadi hanya 1,8 miliar dolar Amerika.
Dengan penurunan pada sektor mebel sebesar 30,63 persen dan sektor kerajinan 20,59 persen. Untuk sektor mebel, kontribusi terbesar didominasi oleh produk furnitur kayu 57,31 persen, diikuti oleh furnitur rotan 5,75 persen, dan furnitur metal 3,47 persen.
Dalam era modern ini, industri furnitur tidak hanya menjadi simbol kenyamanan dan keindahan dalam rumah, tetapi juga menjadi cerminan dari komitmen kita terhadap lingkungan.
"Namun, di sisi lain Indonesia sangat berpotensi besar dalam pengembangan industri furnitur, kita mempunyai kekayaan alam yang berlimpah yang tersebar di 17 ribu pulau terutama terkait bahan baku furnitur," katanya.
Baca juga: Industri mebel bambu asal Lebak pasok pasar Eropa
Selain itu, Indonesia juga merupakan penghasil rotan terbesar dan terbaik, serta menjadi salah satu negara dengan kekayaan bambu terbesar ketiga di dunia. Oleh sebab itu, semua potensi ini perlu segera dimanfaatkan dan dikembangkan, sehingga dapat berkontribusi positif guna meningkatkan kontribusi industri furnitur untuk menghasilkan devisa negara dan kesejahteraan masyarakat.
"Potensi ini perlu terus dikembangkan, bersinergi dengan semua pemangku kepentingan di dalam negeri, dan kolaborasi internasional yang saling menguntungkan untuk ke depannya," ungkap dia.
Kendati demikian, ke depan tren furnitur yang ada di dunia mengarah pada furnitur ramah lingkungan, sehingga permintaan akan furnitur ramah lingkungan dengan memanfaatkan kekayaan alam di dalam negeri mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Selama empat dekade terakhir, Council of Asia Furniture Associations (CAFA) telah menjadi motor penggerak kerjasama antar negara di kawasan Asia-Pasifik bersama dengan 20 anggota yang termasuk Asmindo. Visi CAFA untuk mendorong kerjasama internasional yang berkelanjutan telah memberikan landasan yang kuat bagi pengembangan industri furnitur di seluruh kawasan ini.
Pentingnya isu-isu lingkungan, seperti pemanasan global dan perubahan iklim, tidak bisa diabaikan. Dalam menghadapi tantangan ini, CAFA dan anggotanya telah mengambil langkah proaktif untuk mengubah paradigma industri menuju keberlanjutan.
Baca juga: Perajin mebel bambu di Lebak mulai kebanjiran order
Pemahaman akan tren masa depan, dimana konsumen semakin memperhatikan dampak lingkungan dari produk yang mereka beli, telah mendorong CAFA untuk menjadi pionir dalam mempromosikan praktik-praktik berkelanjutan dalam industri furnitur.
Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia) sebagai anggotanya juga mendukung komitmen tersebut dengan mengusung tema acara “Promoting Sustainable Furniture Ecosystem, Leading To Net Zero Emission”.
Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan CAFA ke 41, berada pada posisi yang strategis dalam mendorong agenda keberlanjutan ini. Dengan kekayaan sumber daya alam seperti rotan dan bambu, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dalam produksi
furnitur berkelanjutan.
Menyadari hal tersebut, Asmindo dalam kesempatan ini akan menandatangani MOU dengan China National Furniture Association (CNFA) untuk kerjasama strategis antara Indonesia-China.
Baca juga: IDEMU luncurkan koleksi design custom furniture dan interior terbaru
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
Hal tersebut, disampaikan Ketua Umum Asmindo, Dedy Rochimat dalam agenda penyelenggaraan Council of Asia Furniture Association (CAFA) ke-25 di Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten pada Selasa.
"Permintaan terhadap furnitur ramah lingkungan diperkirakan mencapai S51,02 miliar U.S dolar atau menyentuh angka 8,6 persen secara global.
Pertumbuhan furnitur yang relatif tinggi ini adalah peluang besar yang harus kita respon bersama melalui pembuatan pusat riset dan produksi furnitur di kawasan industri," ujarnya.
Baca juga: Asmindo gandeng Kadin perluas pasar ekspor mebel ke Meksiko
Menurutnya, dalam kondisi global yang belum pulih akibat perang dan pelemahan permintaan dunia, industri ini masih menyumbangkan nilai ekspor yang signifikan, serta turut mendukung kegiatan industri pariwisata dan pelayan yang ramah di dalam negeri dengan nilai hampir mencapai Rp16 triliun.
Seperti secara nasional, nilai ekspor mebel dan kerajinan Indonesia melemah sebesar 28 persen pada periode Januari-September 2023 dibandingkan 2022, yaitu dari 2,5 miliar dolar Amerika menjadi hanya 1,8 miliar dolar Amerika.
Dengan penurunan pada sektor mebel sebesar 30,63 persen dan sektor kerajinan 20,59 persen. Untuk sektor mebel, kontribusi terbesar didominasi oleh produk furnitur kayu 57,31 persen, diikuti oleh furnitur rotan 5,75 persen, dan furnitur metal 3,47 persen.
Dalam era modern ini, industri furnitur tidak hanya menjadi simbol kenyamanan dan keindahan dalam rumah, tetapi juga menjadi cerminan dari komitmen kita terhadap lingkungan.
"Namun, di sisi lain Indonesia sangat berpotensi besar dalam pengembangan industri furnitur, kita mempunyai kekayaan alam yang berlimpah yang tersebar di 17 ribu pulau terutama terkait bahan baku furnitur," katanya.
Baca juga: Industri mebel bambu asal Lebak pasok pasar Eropa
Selain itu, Indonesia juga merupakan penghasil rotan terbesar dan terbaik, serta menjadi salah satu negara dengan kekayaan bambu terbesar ketiga di dunia. Oleh sebab itu, semua potensi ini perlu segera dimanfaatkan dan dikembangkan, sehingga dapat berkontribusi positif guna meningkatkan kontribusi industri furnitur untuk menghasilkan devisa negara dan kesejahteraan masyarakat.
"Potensi ini perlu terus dikembangkan, bersinergi dengan semua pemangku kepentingan di dalam negeri, dan kolaborasi internasional yang saling menguntungkan untuk ke depannya," ungkap dia.
Kendati demikian, ke depan tren furnitur yang ada di dunia mengarah pada furnitur ramah lingkungan, sehingga permintaan akan furnitur ramah lingkungan dengan memanfaatkan kekayaan alam di dalam negeri mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Selama empat dekade terakhir, Council of Asia Furniture Associations (CAFA) telah menjadi motor penggerak kerjasama antar negara di kawasan Asia-Pasifik bersama dengan 20 anggota yang termasuk Asmindo. Visi CAFA untuk mendorong kerjasama internasional yang berkelanjutan telah memberikan landasan yang kuat bagi pengembangan industri furnitur di seluruh kawasan ini.
Pentingnya isu-isu lingkungan, seperti pemanasan global dan perubahan iklim, tidak bisa diabaikan. Dalam menghadapi tantangan ini, CAFA dan anggotanya telah mengambil langkah proaktif untuk mengubah paradigma industri menuju keberlanjutan.
Baca juga: Perajin mebel bambu di Lebak mulai kebanjiran order
Pemahaman akan tren masa depan, dimana konsumen semakin memperhatikan dampak lingkungan dari produk yang mereka beli, telah mendorong CAFA untuk menjadi pionir dalam mempromosikan praktik-praktik berkelanjutan dalam industri furnitur.
Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia) sebagai anggotanya juga mendukung komitmen tersebut dengan mengusung tema acara “Promoting Sustainable Furniture Ecosystem, Leading To Net Zero Emission”.
Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan CAFA ke 41, berada pada posisi yang strategis dalam mendorong agenda keberlanjutan ini. Dengan kekayaan sumber daya alam seperti rotan dan bambu, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dalam produksi
furnitur berkelanjutan.
Menyadari hal tersebut, Asmindo dalam kesempatan ini akan menandatangani MOU dengan China National Furniture Association (CNFA) untuk kerjasama strategis antara Indonesia-China.
Baca juga: IDEMU luncurkan koleksi design custom furniture dan interior terbaru
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024